Total Tayangan Halaman

Sabtu, 10 Maret 2012

Cerber 45. Kasih Tak Sampai. 6. Kata Maaf Yang Indah



Sabtu malam minggu tanggal 09 Januari 2009 (tiga minggu setelah kehilangan dompetnya di bis) Romi tidak pergi kemana – mana. Setelah sholat isya ia hanya berjalan keluar – masuk kekamar saja. Ia tampak sangat gelisah sekali.
Sesekali Romi berdiri dihalaman asrama. Ia menengadah kelangit. Memandang bintang – bintang yang bertebaran disegala penjuru langit. Namun keindahan bintang – bintang itu tidak sanggup meredakan kegelisahannya. Sesekali ia meremas jemarinya.
Tidak lama kemudian Romi berjalan menuju ke tempat air pancuran. Ia mengambil air wudlu. Selesai berwudlu ia masuk kedalam masjid. Sebelum duduk ia mendirikan sholat tahiyatul masjid dua roka’at lantas membaca Al – Qur’an. 
Setengah jam kemudian ia mengakhiri membaca Al – Qur’an. Ia menutup Al – Qur’an itu dan mengembalikannya ketempat semula. Lantas ia berjalan menuju asrama dan masuk kedalam kamarnya.
“Maaf ustadz ! Bolehkah aku bertanya ?” Tanya Syukur kepada Romi.
“Boleh saja. Bertanya tentang apa ?” Jawab Romi.
“Aku lihat sejak beberapa minggu ini ustadz tampak gelisah sekali. Tapi malam ini mungkin puncak kegelisahan yang ustadz alami. Apa benar begitu ustadz ?”
“Betul. Aku sedang gelisah. Tapi aku juga sedang senang.”
“Aneh kedengarannya. Susah kok senang. Senang kok susah. Apa maksdunya ?”
“Susah karena KTP, kartu OSIS dan kartu santriku hilang sejak tiga minggu yang lewat. Senangnya adalah ustadz Toha yang sedang belajar di Al – Azhar Mesir akan mentransfer uang untukku. Tapi susahnya lagi aku harus membuka rekening. Aku berjanji kepadanya bahwa besuk hari Senin aku sudah membuka rekening itu.  Persyaratan membuka rekening itu adalah KTP. Padahal KTPku sampai sekarang belum ketemu. Mau membuat KTP baru juga lama.”
“Aneh kedengarannya. Mahasiswa di Al – Azhar Kairo itu butuh banyak uang. Tapi mengapa mau mengirim uang ke ustadz yang ada di Indonesia. Benar – benar aneh ustadz. Bagaimana bisa begitu ustadz ?”
“Itulah namanya keajaiban dunia. Uang dari sini dikirim kesana. Sementara uang dari sana dikirim kesini. Itu semua karena keadilan Alloh. Itulah rahasia Alloh. Memang kalau Alloh yang berkehendak tidak ada yang aneh. Bukankah kalau Alloh berkehndak DIA hanya berfirman “KUN” jadilah kamu. Maka sesuatu akan jadi.”
“Betul demikian ustadz. Tapi kalau boleh tahu bagaimana ceritanya ustadz mau dikirimi uang dari sana ?”
“Penasaran juga ya kamu ?”
“Betul ustadz. Aku sangat penasaran.”
 “Ceritanya begini. Beberapa bulan yang lewat Ustadz Toha kenal dengan gadis asli Mesir. Entah bagaimana ceritanya ia bisa kenal dengan gadis itu. Gadis itu cerita kepada Ustadz Toha bahwa ayahnya sakit tidak sembuh – sembuh. Padahal sudah diobatkan ke berbagai dokter dan ke pengobatan alternative. Tiba – tiba gadis itu meminta Ustadz Toha  untuk datang kerumahnya untuk menengok ayahnya. Kalau bisa untuk mengobati ayahnya yang sakit itu. Kita tahu bahwa Ustadz Toha ketika di Indonesiapun suka mengobat. Maka ketika itu ia mencoba datang kerumah gadis tersebut. Sampai dirumah gadis itu ia mencoba untuk mengobatinya. Setelah diobati dengan doa – doa besuk paginya ayah gadis tersebut sakitnya semakin ringan. Dan setiap kali Ustadz Toha datang mengobati sakit ayahnya berkurang. Maka Ustadz Toha diminta datang dan mengobatinya setiap tiga hari sekali. Setelah selama enam bulan diobatinya ayah gadis itu sembuh total.  Karena gembiranya maka keluarga gadis tersebut memberikan hadiah sebuah mobil. Tapi Ustadz Toha tidak mau diberi hadiah mobil. Lantas keluarga gadis itu memberikan hadiah uang senilai 75 juta. Saat awal Ustadz Toha mau mengobati ayah gadis tersebut ia meminta bantuanku. Bantuan doa pula dari sini. Kalau ia sembuh dan diberi hadiah oleh keluar si sakit Ustadz Toha berjanji akan memberi hadiah pula  kepadaku. Kemarin Ustadz Toha tilpun akan mengirimkan uang tujuh setengah juta untukku sebagai hadiah. Begitulah ceritanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar