Total Tayangan Halaman

Sabtu, 10 Maret 2012

Cerber 32.Kasih Tak Sampai 4. Gelisah


Mendengarkan Jaka mau pergi dengan Vivi, darah Tiara naik. Ia marah campur cemburu terhadap Jaka. Karena Vivi adalah gadis cantik bekas pacar Jaka. Bahkan Tiara masih ingat ketika ia merebut Jaka dari Vivi. Sehingga sampai beberapa bulan Tiara tidak saling sapa dengan Vivi yang teman akrab satu jurusan dan pada semester yang sama. Hanya untungnya Vivi merasa kalah dan segera mencari pengganti Jaka. Setelah Vivi mendapatkan pengganti Jaka, ia berusaha menjalin hubungan yang baik lagi dengan Tiara.

Tiara melemparkan badannya disofa. Ia tengkurap dan menangis. Ia bimbang. Hatinya bergemuruh. Saat itu hatinya terbelah menjadi dua. Separoh hatinya masih menyimpan Jaka yang berkehidupan glamour. Separoh lagi terisi oleh Romi. Pemuda sederhana, santri yang tenang menghadapi berbagai hal, kokoh dalam pendirian, dan tidak mudah terjatuh dan terjebak dalam rayuan wanita.

Tiara membayangkan sifat – sifat positif Jaka. Membayangkan ketampanannya. Membayangkan kalimat – kalimat rayuannya yang sangat manis. Membayangkan kesetiannya. Membayangkan kecerdasannya. Membayangkan semangatnya yang tinggi. Membayangkan kepanadaiannya menebar semangat ketika dirinya lemah. 

Tiara juga membayangkan sifat – sifat negative Jaka. Membayangkan mudahnya Jaka terbuai oleh rayuan kata – kata manis wanita. Membayangkan kesukaannya berjudi. Membayangkan kesukaannya minuman keras. Membayangkan sukanya menipu orang tuanya. Tiara juga membayangkan kemungkinan dirinya telah di tipunya. Membayangkan pula suka memanas – manasi seperti yang baru saja dikatakan “bahwa Jaka akan pergi dengan Vivi.” 

Tiara tiba – tiba muak terhadap Jaka. Tapi hatinya masih mengakui bahwa Jaka masih menjadi Raja dihatinya.

Tiara membayangkan Romi. Pemuda itu begitu lugunya. Berbagai rayuan yang ditebarkan olehnya tidak mempan sama sekali. Membayangkan betapa kokohnya pendapat pemuda itu. Membayangkan betapa tenangnya menghadapi setiap orang. Membayangkan betapa hebatnya ilmu beladirinya. Membayangkan betapa mulianya akhlaqnya.

Dalam hati Tiara terbersit bahwa pemuda itu bisa menggantikan Jaka sebagai raja di hatinya. Tetapi ia ragu. Memang diakhir pertemuannya, Tiara bisa menyimpulkan bahwa Romi tertarik terhadap dirinya. Walapun hanya sedikit. Tetapi ia tidak yakin apakah Romi mau dengan dirinya. Apakah Romi belum mempunyai pacar ?

Tiara membuka HPnya lagi. Ia SMS terhadap pacarnya, Jaka.

“Awas kalau kamu pergi nonton bersama Vivi ! Akan tammat riwayatmu.” Ancam Tiara terhadap Jaka dengan sangat keras. 

Tiara mematikan Hpnya lagi. Ia masih tengkurap disofa. Ia terus merenungkan tentang Romi. Ia bergumam “Hemmm… Apakah kamu juga memikirkanku malam ini Romi ? Romi, kalau saja alamatmu dekat, malam ini juga aku datang kerumahmu. Berbagai alasan akan aku buat. Hatiku tidak betah menahan rasa rindu ini. Aku seperti gila saja malam ini. Aku berjanji dalam hatiku. Suatu ketika nanti aku akan datang kerumahmu. Kamu akan aku taklukkan. Berbagai cara akan aku lakukan demi untuk menaklukkanmu. Sekalipun aku harus memakai jilbab layaknya santri atau bahkan layaknya ustadzah. Ataupun aku harus belajar agama lagi, maka aku akan belajar agama kepada sepupuku lagi . Mulai besuk aku akan belajar agama lagi dengan tekun.  Romi, mudah – mudahan malam  ini kamu juga memikirkanku.”***

Saat itu di belahan bumi Desa Sawir masih hujan. Rintik – rintik air masih menyapa dedaunan. Masih menyapa bumi. Begitu sampai rumah Lia segera melepaskan pakaian kotornya. Ia melemparkan pakaian tadi dibak tempat pakaian kotor. Segera ia menyambar handuk dan pergi kekamar mandi.   

Selesai mandi ia pergi kekamar dan tidak keluar lagi. Ia penasaran terhadap dompet yang ditemukan di dalam bis. Ia penasaran terhadap pemuda yang duduk disebeleh kanannya di bis. Pemuda yang telah menumpahkan air liurnya dibajunya sampai tembus kulit dadanya. Ia ingin mengetahui siapa sebenarnya pemuda itu.

Lia membuka dompet itu pelan – pelan dengan hati dsg dig dug. Kemudian mengeluarkan semua isinya. Diamatinya KTP, kartu santri dan kartu OSISnya. 

Setelah mengamati KTP, karyu santri dan kartu OSISnya ia tahu bahwa nama empunya dompet adalah Romi. 
___________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar