“Mengawal
apa ?”
“Tampaknya
kamu tertarik sama putri penjual nasi krengsengan itu kan ?”
“Hemmm
…. Aku rasa kamulah yang tertarik kepadanya. Kalau aku biasa saja. Benci tidak,
sukapun juga tidak. Aku biasa saja.”
“Jangan
pura – pura Romi. Buktinya kamu akan kembali kesana lagi. Kamu ingin bisa
memandang wajahnya yang cantik kan ? Berarti kamu suka kepadanya. Awas ya !
Kalau kamu tidak suka bagaimana kalau aku yang suka kepadanya ?”
“Silahkan
saja ! Aku bersyukur kalau kamu tertarik kepadanya. Karena bila aku ada acara
ke Tuban setiap bulan sekali bisa mampir ditempamu. Bagus … bagus. Aku doakan
kamu jadian sama dia ya ?”
“Hemmm
… Jangan begitu ah. Aku hanya seloroh saja. Kalau aku jadian sama dia, terus
bagaimana dengan calonku yang sekarang masih di pesantren Langitan ?”
“Di
tukar saja.”
“Ditukar
bagaimana maksdumu ?”
“Siska untukmu
dan calonmu untukku. He he he ….Aku hanya canda lho. Jangan marah.”
Canda mereka berhenti ketika mereka sampai di Kecamatan
Tambak Boyo. Mereka turun dari mobil pick up itu. Mereka terus masuk disebuah
warung nasi untuk sarapan pagi.
Sinar
mentari pagi menyebar kesluruh dunia. Menyebarkan kehangatan. Membangkitkan
semangat bekerja bagi siapa saja.***
________________________________
Insyaalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar