Total Tayangan Halaman

Sabtu, 03 Maret 2012

Sejarah Singkat Imam Malik


Sejarah Singkat Imam Malik



Dalam sebuah kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti ceramah al muwatta' (himpunan hadits) yang diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam. Namun Imam Malik memberikan nasihat kepada Khalifah Harun, ''Rasyid, leluhur Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia.''

Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.'' Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.

Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.

Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.

Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.

Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.

Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ''Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.''

Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.

Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.

Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.

Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.


Dari Al Muwatta' Hingga Madzhab Maliki


Al Muwatta' adalah kitab fikih berdasarkan himpunan hadits-hadits pilihan. Santri mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini dinilai memiliki banyak keistimewaan. Ia disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadits dan fatwa sahabat.

Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al Muwatta' tak akan lahir bila Imam Malik tidak 'dipaksa' Khalifah Mansur. Setelah penolakan untuk ke Baghdad, Khalifah Al Mansur meminta Imam Malik mengumpulkan hadits dan membukukannya. Awalnya, Imam Malik enggan melakukan itu. Namun, karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah Al Muwatta'. Ditulis di masa Al Mansur (754-775 M) dan baru selesai di masa Al Mahdi (775-785 M).

Dunia Islam mengakui Al Muwatta' sebagai karya pilihan yang tak ada duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadits paling shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadits. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dengan 16 edisi yang berlainan. Selain Al Muwatta', Imam Malik juga menyusun kitab Al Mudawwanah al Kubra, yang berisi fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan.

Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga mewariskan mazhab fikih di kalangan Islam Sunni, yang disebut sebagai Mazhab Maliki. Selain fatwa-fatwa Imam Malik dan Al Muwatta', kitab-kitab seperti Al Mudawwanah al Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan ar Risalah fi al Fiqh al Maliki (karya Abu Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al Madarik Syarh Irsyad al Masalik fi Fiqh al Imam Malik (karya Shihabuddin al Baghdadi), dan Bulgah as Salik li Aqrab al Masalik (karya Syeikh Ahmad as Sawi), menjadi rujukan utama mazhab Maliki.

Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum. Secara berurutan, sumber hukum yang dikembangkan dalam Mazhab Maliki adalah Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyarakat Madinah (amal ahli al Madinah), qiyas (analogi), dan al maslahah al mursalah (kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).

Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Mekah, Madinah, Irak, Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Marokko, dan Sudan. Kecuali di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut mazhab Maliki kini menyusut. Mayoritas penduduk Mekah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak. Hanya Marokko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab Maliki.
__________________

CERBER. 1.15. KASIH TAK SAMPAI 3. Gadis Angker Sang Penodong


3.      GADIS ANGKER SANG PENODONG
Awan masih hitam dan tebal. Hujan masih deras. Hujan bagaikan air ditumpahkan dari ember saja. Lebat sekali.  Parit – parit penuh dan tumpah kejalan. Jalan – jalan banjir.

Saat itu taxi yang membawa Romi menuju terminal Bungurasih berjalan lambat. Karena semua mobil berjalan lambat. Terhambat air yang menggenang di berbagai badan jalan.

Romi sedikit kesal. Karena taxi berjalan begitu lambat. Bahkan bisa dibilang taxi berjalan merangkak. Tampaknya roda – roda taxi sangat malas berputar. Semakin lama roda taxi kadang berputar kadang berhenti.

Romi ingin segera sampai di terminal dan naik bis Indonesia jurusan Jakarta. Ia berharap bisa segera istirahat dan memejamkan mata di dalam bus. Bisa memanjakan badan duduk dan bersandar disofa bis. Bisa memanjakan pikiran dengan mimpi – mimpi indah. Sehingga badan bisa segera segar kembali.

Setelah sekian lama terjebak dalam kemacetan sampailah taxi di terminal. Saat itu Romi tertidur pulas. Maka sopir taxi membangunkannya.

“Mas… mas. Sudah sampai terminal mas.” Sopir membangunkan Romi.

“Astaghfirullohal ‘adhim. Alhdmulillah akhirnya sampai juga di terminal. Jam berapa pak sopir ?” Tanya Romi.

“Itu tengok, jam disebelah pintu !” Perintah pak sopir. 

“Ooo … jam setengah tiga. Sebentar lagi masuk waktu ashar. Kalau begitu aku turun di masjid terminal ini saja pak sopir. Aku menunggu masuk waktu sholat ashar sekalian. Akan lebih nikmat sholat ashar duluan sebelum naik bis pulang ke kampung halaman.”

“Memangnya mau pulang kemana mas ?” Tanya sopir taxi itu

“Pulang ke Tuban pak sopir.” Jawab Romi.

“Pulang ke Tuban ?”

“Betul pak sopir. Tuban Kecamatan Tambak Boyo. Ada apa ?”

“Tidak ada apa – apa. Tapi kenapa isterinya tidak diajak ?”

“Isteri yang mana ? Aku masih lajang. Masih nyantri di Pesantren Sarang Rembang pak sopir.”

“Lho wanita cantik yang berdiri disebelah mas tadi siapa ?”

“Aku tidak tahu siapa dia. Aku disana tadi bertamu di tempat kawanku yang sama – sama  nyantri di Sarang. Rumah kawanku berhadapan dengan rumah si cantik tersebut.”

“Ooo … Aku pikir dia isteri mas. Tapi dia sangat cantik lho. Kalau saja mas dapat wanita itu sangat cocok. Dia tinggi semampai, cantik dan perhatian banget. Sedangkan mas sendiri tinggi, tampan dan penyabar. Kalau jadi suami isteri wah sangat ideal banget. Dan sepertinya dia sangat perhatian sama mas.”

“He he he… Pak sopir ini ada – ada saja. Pak sopir baru tahu sepintas kan ?  Aneh banget. Bisa menilai orang secepat itu. Aku saja belum kenal kok. Kenalnya ya di jalan itu tadi.”
________________________
Insyaalloh bersambung

Jumat, 02 Maret 2012

CERBER. 1.14. KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING


Setelah itu Romi memberhentikan taxi yang melaju dari arah timur. Sesaat kemudian taxi berhenti. Setelah pintu taxi terbuka Romi segera masuk ke taxi dan mengucapkan salam.

Pintu taxi di tutup oleh Romi pelan – pelan sambil melambaikan tangan tanda perpisahan. Kemudian taxi mulai berjalan menuju kebarat.

“Sebentar …! Tunggu dulu…!” Teriak Tiara.

Taxi berhenti sebentar. Tapi Tiara tidak mendekati taxi itu. Ia hanya mengeluarkan HP dari sakunya. Ia hanya tampak memencet - mencet nomor HPnya saja. Maka tidak lama kemudian taxi melaju kearah barat dengan kencang.

Tiara menyambut lambaian tangan Romi dengan lambaian tangan pula. Dia mengantarkan kenalan barunya, Romi hanya dengan lambaian tangan dan pandangan matanya. Dia melambaikan tangan sampai taxi tidak tampak lagi. Ia baru sadar ketika Hasan menegurnya.

Ketika taxi sudah tidak tampak dari pandangan matanya Tiara merasa ada sesuatu yang hilang. Sebagian hati Tiara terbawa oleh Romi. Angannya terbang melayang menuju kesuatu tempat dimana Romi berada.  Perasaannya hampa, sehampa malam yang gelap gulita, sunyi dan sepi. Hatinya galau.

Kesepian Tiara disambut dengan hujan yang mulai turun. Pertama rintik – rintik. Lama – lama hujan bagaikan air yang ditumpahkan. Hujan sangat deras. Sehingga tidak lama kemudian air di parit – parit mengalir dengan kencang. Kemudian air parit tumpah kejalan – jalan. Jadilah banjir.***
_________________
Insyaalloh bersambung


CERBER. 1.13. KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING


Tiara tiba – tiba mendekat kearah Romi. Setelah berada dihadapan Romi, ia memandang sepintas kearah wajah Romi. Kemudian mengulurkan tangnnya untuk memperkenalkan dirinya kepada Romi tanpa rasa canggung sedikitpun.

“Kenalkan Tiara !” Tiara mengenalkan diri kepada Romi.

Romi memandang wajah Tiara sekilas saja. Ia sangat canggung untuk menyambut uluran tangan Tiara. Ia takut dosa. Karena ia memegang syari’at Islam dengan kuat. Berjabat tangan dengan orang lain jenis bukan mahrom itu berdosa. Tetapi mempermalukan orang dihadapan orang lain juga dosa. Maka dengan niat menjaga agar Tiara tidak malu, iapun menyambut uluran tangan Tiara. Tapi tampak tangan Romi bergetar.

Begitu Romi mengulurkan tangannya Tiara langsung meraihnya dengan cepat. Ia menjabat tangan Romi dengan kuat. Ia menjabatnya bagaikan kawan akrab saja. Bahkan lebih pantas dikatakan Tiara menjabat tangan Romi bagaikan pacarnya saja. Ia menjabat tangan Romi erat – erat sambil meremas.

Romi terkejut dalam jabat tangan itu. Kenapa Tiara tidak ada rasa segan sedikitpun terhadap dirinya. Padahal ia baru saja kenal. Ketika itu wajah Romi pucat pasi. Dihatinya terjadi perasaan yang tidak karu – karuan. Rasa dosa, rasa takut sama Hasan, dan rasa malu kepada Alloh. Semua perasaan itu  menjadi satu.
Dalam jabat tangan itu Romi tidak menyebutkan namanya. Ia tidak memperkenalkan diri. Ia hanya mengexpresikan rasa takut  diwajahnya. Keluar keringat dingin. Ia malu dan malu. Karena ia tidak pernah mengalami hal semacam itu.

Menyaksikan adegan jabat tangan itu Hasan cemburu. Hatinya gemuruh. Mulutnya ingin berteriak melerai. Tapi ia malu. Karena Romi adalah kawan akrabnya di pesantren. Ia tahu bahwa Romi sebenarnya tidak menghendaki hal itu terjadi. Ia baru sadar bahwa apa yang baru saja dikatakan Romi benar bahwa wanita yang tidak memahami Islam maka ia akan berbuat sesuka hatinya.

Hasan juga tidak bisa berbuat apa – apa terhadap Tiara. Walaupun ia selama ini sangat mencintai Tiara, tetapi antara dirinya dan Tiara belum ada ikatan apa – apa.

“Ma’af Hasan ! Aku berangkat sekarang saja. Waktu merambat terus. Takut ketinggalan bis Indonesia jurusan Jakarta. Ma’af Tiara aku pulang sekarang juga!” Pinta Romi kepada Hasan dan Tiara.

“Kenapa buru – buru Mas Romi ? Pulang besok saja ! Nanti malam ada show akbar di Surabaya ini. Mumpung disini kita bisa malming (malam mingguan) bertiga nanti malam.” Cegah Tiara.

“Em … Ma’af mbak ! Aku takut terlambat. Ketinggalan bis Indonesia jurusan Jakarta.”

“He he he… Memangnya rumahnya Jakarta ?” Tanya Tiara.

“Rumahku Kecamatan Tambak Boyo Kabupaten Tuban. Tapi biasanya aku naik PO Indonesia. Bis itu tidak berhenti di terminal Tuban. Kalau bis – bis yang lain berhenti di terminal Tuban. Dengan naik bis Indonesia jurusan Jakarta cepat samapi di rumah.”

“Mau naik apa ke terminal Bungurasih ?”

“Itu, dari timur ada taxi. Aku akan naik taxi saja biar cepat.”

“Kita ngobrol sebentar lagi Mas Romi. Aku ingin kenal dengan mas Romi. Lain kali aku bisa main – main kerumah Mas Romi. Nanti ke terminal aku antar saja.  Lebih cepat dari pada taxi.” Tiara menawarkan diri.

“Tidak usah repot mengantar segala. Tidak usha kerumahku. Rumahku dikampung. Jalannya jelek. Berlumpur kalau musim penghujan semacam ini. Dan berdebu kalau musim kemarau. Aku takut sama abah dan ummiku. Terima kasih atas tawarannya. Tapi biarlah aku naik taxi saja. Sopir taxi juga butuh pemasukan. Aku tidak ingin merepotkan Mbak Tiara.” Jawab Romi sambil mengulurkan tangannya kearah tangan Hasan.

Setelah itu Romi memberhentikan taxi yang melaju dari arah timur. Sesaat kemudian taxi berhenti. Setelah pintu taxi terbuka Romi segera masuk ke taxi dan mengucapkan salam.

Pintu taxi di tutup oleh Romi pelan – pelan sambil melambaikan tangan tanda perpisahan. Kemudian taxi mulai berjalan menuju kebarat.

“Sebentar …! Tunggu dulu…!” Teriak Tiara.
______________
Insyaalloh bersambung

CERBER. 1.12. KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING


“Tadi kamu bercerita bahwa sejak SMA Tiara sudah menjadi rebutan kawan – kawannya. Sekarangpun banyak pemuda yang datang kerumahnya. Mereka ingin mendapatkan kasih sayang Tiara. Kita tahu bahwa pemuda yang berani datang kerumahnya tentu pemuda yang sudah akrab benar dengannya. Pemuda yang berani datang kerumahnya kemungkinan pemuda yang sudah ada hubungan kepentingan diluar kepentingan yang wajar. Pemuda yang sudah akrab itu maaf ya,  kemungkinan besar hidung dan pipi mereka telah pernah berperang dengan hidung dan pipi Tiara. Pernah saling serang – menyerang, saling tembak - menembak, dan saling membombardir antara hidung dan pipi mereka. Padahal mereka bukan suaminya, bukan juga ayahnya, atau mereka bukan mahromya kan? Itu tentu dosa Hasan. He he he … Maaf ya ! Aku hanya canda tapi beneran lho. Jangan tersinggung !” Jawab Romi sambil tersenyum.

Diam – diam Hasan mengepalkan tangannya. Mengatupkan gigi gerahamnya. Ia geram. Ia ingin segera menimpali untaian kalimat Romi yang memojokkan dirinya dan merendahkan Tiara. Ia  tidak terima Tiara direndahkan. Karena ia sangat mencintai Tiara. Tetapi ia tidak punya alasan yang cukup kuat untuk membantah Romi. Ia mengakui bahwa apa yang dikatakan Romi itu memang benar. Dua anak manusia lain jenis yang saling menyukai dan menyendiri, tanpa mahrom maka ketiganya adalah syetan. Maka apa saja bisa terjadi. Begitu sabda Rosululloh saw.  

“Aku masih ingat petunjuk surat Al – Baqoroh ayat 221 yang artinya : Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. Sambung Romi.

“Sayang sekali kecantikan wajah Tiara tidak dibungkus dengan pakaian yang islami. Aurotnya dipamerkan untuk menarik para pemuda.  Kalau saja ia mau menghiasi wajahnya yang cantik dengan jilbab, dan membungkus badannya yang ramping dengan pakaian islami maka sempurnalah kecantikannya. Bagaikan bidadari dari syurga. Cantik, anggun dan mempesona. Maka ia sanggup menarik suami dan anak – anaknya kesyurga.  Kalau Tiara seperti yang terakhir ini, mungkin juga aku tertarik untuk mendekatinya. Bahkan mungkin aku akan berlomba dengan siapapun untuk mendapatkan cintanya. Sehingga aku bisa berharap dia adalah bidadariku dalam rumah tanggaku. Dia bisa menjadi tempatku mengadu dikala aku sedih. Dia menjadi penghibur dikala aku lelah. Dia bisa menjadi hakim yang adil dikala aku bimbang. Dia bisa menjadi pendingin ketika hatiku panas. Dia bisa menjadi pengendaliku ketika aku akan melaju kejalur yang salah.  Dia bisa menjadi tempat menitipkan anak – anak dan diriku kapan saja dan dimana saja. Tapi kalau hanya sekedar memamerkan kecantikannya dengan membuka aurotnya, aku tidak sedikitpun tertarik kepadanya. Karena wanita semacam itu akan bisa juga menyeretku dan calon anak – anakku kedalam jurang neraka. Bukankah kecantikan lahir itu hanya sedalam kulit Hasan ? Kata guru bahsa Inggri “the beautiful is but skin deep (kecantikan itu hanya sedalam kulit)” Ingatlah ayat 56 surat Al – Ahzab yang artinya : Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.Imbuh Romi.

Hasan jadi salah tingkah mendengarkan terjemahan ayat itu. Ia hanya menghirup nafas dalam – dalam sambil memainkan jemarinya.

“Ma’af Romi ! Kita bicara yang lain saja, agar pikiran kita kembali fresh. Tidak enak membicarakan Tiara terus. Dia kan tidak ada kaitan apa – apa dengan kita. Kita bisa juga terjatuh kedalam dosa. Karena telah ghibah terhadapnya.” Sela Hasan dengan suara terputus – putus.

Ketika mereka berdua masih ngobrol dipinggir jalan itu tiba – tiba dari arah barat ada motor Vario putih berhenti disebelah mereka. Pengendaranya berhelm teropong putih. Kaca helmnya berwarna hitam. Beberapa saat kemudian pengendara turun dari motor dan membuka helm teropongnya. Ternyata pengendara motor itu Si Cantik Tiara.   

Mereka berdua sedikit terkejut melihatnya. Hati Romi berdebar – debar tidak enak. Karena baru saja ia telah membicarakan Tiara dari sisi negatifnya dihadapan orang yang mencintainya. Ia menjadi tidak enak perasaan. Takut apa yang baru saja disampaikan kepada Hasan diketahui oleh Tiara.

“Mana tamunya Mas Hasan ?” Tanya Tiara.

“Ini. Kenalkan namnya Romi !”

Tiara tiba – tiba mendekat kearah Romi. Setelah berada dihadapan Romi, ia memandang sepintas kearah wajah Romi. Kemudian mengulurkan tangnnya untuk memperkenalkan dirinya kepada Romi tanpa rasa canggung sedikitpun.

“Kenalkan,  Tiara !” Tiara mengenalkan diri kepada Romi.
____________________
Insyalloh bersambung

Kamis, 01 Maret 2012

CERBER. 1.11. KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING


“Bolehkan aku bertanya sedikit tentangnya? Tapi maaf sebelumnya kalau pertanyaanku tidak berkenan di hatimu  ! Karena ini menyangkut masalah idealisme masing – masing individu.”

“Tanya masalah apa ? Masalah dia ? Tentu boleh saja. Kenapa tidak boleh.”

“Dimana dia sekolah sebelum kuliah di fakultas hukum ? Dia mengaji dimana dan sampai tingkatan apa pengetahuan agama atau ngajinya ? Siapakah ayah dan ibunya ?”

“Hem… Aneh juga pertanyaanmu. Tapi okelah akan aku jawab. Sebelum kuliah ia bersekolah di SMA I Surabaya. Sekolah terfavorit bagi masyarakat Surabaya ini. Ia termasuk murid yang cerdas. Dulu ngaji TPQnya dimasjid sebelah sungai yang diasuh oleh sepupunya. Tapi ia tidak tamat. Kalau pengetahuan agamanya aku tidak bisa mengukur. Tampaknya ia rajin jamaah dengan keluarganya di musholla rumahnya. Ayahnya adalah seorang pengacara. Dan ibunya seorang bidan.”

“Maaf Hasan ! Jujur saja. Kalau benar semacam apa yang kamu sebutkan tentang pendidikan umum dan agamanya, aku bisa menebak. Gadis secantik dia tidak mungkin ia tidak punya pacar. Aku yakin sejak sekolah SMA ia mesti sudah mempunyai pacar. Bahkan mungkin tidak hanya satu.”

“Lha yalah. Tentu ia punya pacar. Bahkan ketika masih sekolah SMA dulu, ia menjadi rebutan teman – teman sekolahnya. Pemuda di kampung sinipun banyak yang ingin mendapatkan kasih sayangnya. Tetapi entah kenapa, sampai sekarang tampaknya ia belum menentukan pilihan. Aku tahu pemuda yang datang kerumahnya berganti - ganti saja. Itu menunjukkan bahwa pemuda yang menyukainya sangat banyak. Itu bukti bahwa pacarnya tidak hanya satu. Mungkin ia masih menunggu kedatangan sesorang. Seseorang tadi mungkin santri dari daerah Tuban.”

“Siapa pemuda tersebut ?” Tanya Romi heran.

“Dia adalah… Romi….He he he …”

“Hem jangan ngaco kamu ya ! Ingat Hasan ! Gadis seperti Tiara yang keadaannya seperti yang kamu sebutkan mungkin akhlaqnya tidak semulus wajahnya. Mungkin akhlakhnya sudah tercemar. Maka aku tidak tertarik sedikitpun. Abahku akan murka kepadaku kalau aku mengharapkannya. Lagi pula Tiara tidak akan sudi melihat diriku yang hanya santri kampungan ini.”

“Apa maksudmu ?” Tanya Hasan sedikit marah dan terkejut.

“Dari reaksimu terhadap pernyataanku itu, aku tahu bahwa kamulah yang sebenarnya sangat ingin bisa meraih Tiara. Tidak usahlah kamu melemparkan kepadaku. Asal tahu saja, kalau seandainya pipi Tiara berupa agar - agar atau pisang goreng, maka pipinya itu sudah lumat dan berkeping – keping. He he he …”

“Apa maksudmu ?”

“Tadi kamu bercerita bahwa sejak SMA Tiara sudah menjadi rebutan kawan – kawannya. Sekarangpun banyak pemuda yang datang kerumahnya. Mereka ingin mendapatkan kasih sayang Tiara. Kita tahu bahwa pemuda yang berani datang kerumahnya tentu pemuda yang sudah akrab benar dengannya. Pemuda yang berani datang kerumahnya kemungkinan pemuda yang sudah ada hubungan kepentingan diluar kepentingan yang wajar. Pemuda yang sudah akrab itu maaf ya,  kemungkinan besar hidung dan pipi mereka telah pernah berperang dengan hidung dan pipi Tiara. Pernah saling serang – menyerang, saling tembak - menembak, dan saling membombardir antara hidung dan pipi mereka. Padahal mereka bukan suaminya, bukan juga ayahnya, atau mereka bukan mahromya kan? Itu tentu dosa Hasan. He he he … Maaf ya ! Aku hanya canda tapi beneran lho. Jangan tersinggung !” Jawab Romi sambil tersenyum.
___________________

Insyaalloh bersambung

CERBER. 1.10. KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING


“Kok buru – buru pulang. Padahal masih semalam.”

“Ada tugas di pesantren yang harus diselesaikannya.”

“Ok. Mari mas !”

“Mau kemana Tiar ?”

“Mau les bahasa Jepang.”

“Ok. Hati – hati ya !”

“Tashikani (tentu).”

Gadis cantik, Tiara itu menstart motornya langsung tancap gas. Ia melaju kearah barat dengan kencang.  Ia tidak menoleh kebelakang lagi.

Saat Hasan dan Tiara berbincang – bincang hati Romi sempat bergetar. Tampaknya ia mengagumi Tiara. Mengagumi kecantikannya. Mengagumi keramahannya. Mengagumi kesopannya. Mengagumi semangatnya. Semangat belajar Bahasa Jepang.

Romi sempat iri terhadap Tiara. Ia ingat perintah Al – Qur’an untuk saling kenal – mengenal seperti yang tertera dalam surat Al – Hujurot ayat 13 yang artinya Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Maka tidak mungkin bisa kenal – mengenal dengan baik kalau tidak memahami bahsanya. Jepang adalah Negara maju, maka sangat pas kalau belajar Bahasa Jelang. Begitu pikir Romi.

“Bagaimana ? Cantik kan dia ? Tertarikkah kamu ?”

“Luar biasa, sangat cantik. Setiap lelaki yang normal tentu tertarik ketika memandang kecantikan wajah Tiara. Karena wajah Tiara memang benar – benar cantik.  Tetapi apakah kecantikan wajah Tiara itu tembus sampai batin ? Bagiku kecantikan yang sebenarnya itu, bukan saja cantik wajahnya, lahirnya saja. Kecantikan yang aku harapkan adalah kecantikan lahir  yang menembus batin. Wajahnya cantik dan akhlaqnya mulia. Memang tidak gampang untuk mendapatkan mar’ah yang aku sebutkan itu. Tetapi bukannya tidak ada lagi. Walaupun jarang mesti masih ada. Kalau kita jalani hidup ini dengan jalan Alloh insyaalloh kita akan bisa mendapatkan mar’ah ajmal min tilkal mar’ah (gadis yang lebih cantik dari pada hanya sekedar gadis tadi).”

“Jujur sajalah ! Tidak usah berbelit ! Tentu kamu menyukainya bukan ? Asal tahu saja dia bernama Tiara. Dia sedang kuliah di fakultas hukum, semester 3.”

“Aku katakan jujur saja, bahwa aku mengaguminya. Tapi aku tidak ingin memilikinya.”
“Kenapa ?”

“Banyak hal. Tidak bisa aku uraikan. Takut menyinggung perasaanmu dan perasaannya juga jika suatu ketika ia mendengarkan apa yang aku sampaikan kepadamu.”

“Tidak usah begitu! Katakan saja ! Ini masih siang akhiy. Waktu masih cukup untuk sedikit ngobrol. Di terminal masih banyak bis jurusan ke Jakarta. Jangan khawatir kehabisan bis !”

“Bolehkan aku bertanya sedikit tentangnya? Tapi maaf sebelumnya kalau pertanyaanku tidak berkenan di hatimu  ! Karena ini menyangkut masalah idealisme masing – masing individu.”

“Tanya masalah apa ? Masalah dia ? Tentu boleh saja. Kenapa tidak boleh.”

“Dimana dia sekolah sebelum kuliah di fakultas hukum ? Dia mengaji dimana dan sampai tingkatan apa pengetahuan agama atau ngajinya ? Siapakah ayah dan ibunya ?”

“Hem… Aneh juga pertanyaanmu. Tapi okelah akan aku jawab. Sebelum kuliah ia bersekolah di SMA I Surabaya. Sekolah terfavorit bagi masyarakat Surabaya ini. Ia termasuk murid yang cerdas. Dulu ngaji TPQnya dimasjid sebelah sungai yang diasuh oleh sepupunya. Tapi ia tidak tamat. Kalau pengetahuan agamanya aku tidak bisa mengukur. Tampaknya ia rajin jamaah dengan keluarganya di musholla rumahnya. Ayahnya adalah seorang pengacara. Dan ibunya seorang bidan.”

“Maaf Hasan ! Jujur saja. Kalau benar semacam apa yang kamu sebutkan tentang pendidikan umum dan agamanya, aku bisa menebak. Gadis secantik dia tidak mungkin ia tidak punya pacar. Aku yakin sejak sekolah SMA ia mesti sudah mempunyai pacar. Bahkan mungkin tidak hanya satu.”
____________________
bersambung

Rabu, 29 Februari 2012

CERBER. 1.9. KASIH TAK SAMPAI 2. PIPI HANCUR BERKEPING - KEPING




Sabtu tanggal 19 Desember 2009 cuaca berawan tebal di Kota Pahlawan Surabaya dan sekitarnya. Seakan hujan hampir tumpah dari langit. Walaupun jam masih menunjukkan pukul  satu siang gelapnya seperti jam enam sore.

Saat itu Romi baru saja keluar dari rumah Hasan, kawan pesantrennya. Ia mau balik ke pesantrennya  Sarang Rembang Jateng.

Romi berkunjung ke rumah Hasan  yang berada di Perumnas Waru Indah Sidoarjo itu sejak hari Jum’at tanggal 18 Desember 2009. Ia tidak tidur sehari semalam. Malam Sabtu ia ngobrol dengan kawan akrabnya itu sampai pagi. Setelah sarapan pagi ia diajak keliling kota Surabaya oleh Hasan. Pergi ke Pantai Wisata Kenjeran, ke bonbin (kebun binatang), dan ke tempat – tempat toko swalayan terkenal di Surabaya. Praktis ketika ia pulang hari Sabtu itu ia sangat lelah dan mengantuk. Matanya bagaikan dilem saja. Seakan tidak bisa dibuka.

“Kamu tampak loyo sekali siang ini, mengantuk pula. Bagaimana kalau pulang besuk saja?” Pinta Hasan kepada Romi.

“Memang, aku loyo sekali. Terlalu lelah mungkin. Dan mengantuk sekali. Tapi aku puas bisa menikmati keindahan alam pantai kenjeran dan bonbin. Aku harus pulang sekarang juga. Karena aku ada acara dirumah besuk pagi.” Jawab Romi.

“Kalau kamu tidak pulang sekarang, kamu akan ada kesempatan untuk berkenalan dengan seseorang yang mungkin akan sanggup mewarnai kehidupanmu. Dia juga akan sanggup mendampingimu mengarungi samudera rumah tanggamu. Yang penting dia akan sanggup menghiburmu setiap saat kamu susah. Sanggup mendampingimu berjalan dalam suka dan duka.”

“Maksdunya ?”

Mar’ah jamilah (wanita cantik).”

“Ooo … Aku belum ada kepikiran untuk zawwaj.  Setamat dari Sarang aku masih ingin bisa tholab di Al – Azhar, Kairo Mesir. Lagi pula usiaku masih terlalu muda untuk zawwaj.

“He he he… Tidak usah tholab disana kan tidak apa – apa kalau mendapatkan zaujah mar’ah jamilah wa sholihah (isteri yang cantik dan sholihah).”

“Aku malu sama abahku. Aku malu kalau aku tidak sanggup membuat pembaharuan di pesantren abahku. Kalau abahku sudah berhasil mendirikan pesantren, maka aku harus berhasil mengembangkan dan mengadakan pembaharuan.”

Tiba – tiba percakapan mereka terhenti karena dikejutkan oleh terbukanya pintu gerbang rumah yang berhadapan dengan rumah Hasan. Dari dalam pintu gerbang itu keluar seorang gadis cantik. Tubuhnya tinggi atletis. Kulitnya putih kekuningan. Rambutnya panjang sebahu dibiarkan terurai. Matanya sedikit sipit. Dihiasai dengan kaca mata berwarna putih. Hidungnya mancung. Dihiasi dengan tindikan kecil diujungnya. Diatas bibirnya yang tipis dihiasi dengan sebuah tahi lalat kecil. Gadis itu memakai celana krem di padu dengan kaos lengan pendek berwarna putih. Kakinya dilindungi dengan sepatu kulit warna hitam. Di lehernya terlilit kalung emas. Demikian juga dilengannya memakai gelang emas. Ia tampak sangat cantik dan anggun. 

Gadis itu menuntun motor Varionya nopol L 1881 C yang berwarna putih keluar pintu gerbang. Ia tidak langsung menghidupkan mesin. Ia memarkir motornya ditepi jalan. Lantas ia mendekati Hasan.

“Mau kemana mas ?” Tanya Tiara kepada Hasan.

“Mau ke terminal, mengantarkan tamu balik ke pesantren.” Jawab Hasan.

“Ouw… Memangnya ada tamu.  Sejak kapan tamu menginap dirumah mas Hasan ?”

“Sejak tadi malam.”

“Kok buru – buru pulang. Padahal masih semalam.”

“Ada tugas di pesantren yang harus diselesaikannya.”
___________________
Insyalloh bersambung

CERBER. 1.8. KASIH TAK SAMPAI 1. Ilmu Laduni


Ustadz Zain meraih lampu sentir dari tumpukan 4 batu bata tersebut. Beliau berjalan pelan – pelan menuju pojok yang ditunjukkan oleh Romi. Sampai di pojok ia jongkok. Beliau mengamati rumput hijau yang tumbuh tebal selebar 1 meter persegi dihadapannya. Beliau menaruh lampu sentir agak jauh di sebelah rumput tebal itu.  Lantas ia membelai rumput hijau yang basah itu berkali – kali. Tampak bibirnya berkomat – kamit melafalkan do’a. Entah do’a apa yang di ucapkan. Setelah sekian lama berkomat – kamit wajah Ustadz Zain tersungkur dirumput hijau yang basah itu.   

Setelah sekian lama wajah Ustadz Zain tersungkur di rumput hijau yang tebal itu, pelan – pelan diangkatnya kembali. Lantas beliau meraihnya kembali lampu sentir itu. Kemudian berdiri dan berjalan dengan langkah gontai menuju kearah Romi duduk.

“Maafkan Romi muridku yang cerdas ! Sekarang aku sangat percaya terhadap apa yang kamu terangkan. Kamu ternyata luar biasa. Aku belum pernah melakukan seperti apa yang kamu lakukan. Usahamu dalam hal memahami suatu ilmu sangat luar biasa hebat. Usahamu dalam tholabul ilmu bagaikan ulama – ulama salaf.  Ulama terdahulu yang terkenal sholih. Aku hanya bisa mendo’akan suatu saat nanti kamu menjadi seorang ulama besar, kyai terkenal yang sanggup membawa ummat kearah jalan yang benar Romi. Itu harapanku. Akupun berharap mudah – mudahan suatu sa’at nanti aku mempunyai putra dan putri bisa mencontoh perbuatanmu yang mulia ini. Atau bahkan kalau engkau sudah menjadi kyai atau ulama besar aku berhasrat menitipkan anak – anakku kepadamu. Setelah aku mendengarkan keteranganmu dan melihat kenyataan ini, maka aku bisa menyimpulkan bahwa kamulah yang lebih pantas menjadi guruku.”  Sanjung Ustadz Zain dengan langkah gontai.

“Kisahmu ini sangat tepat untuk suri tauldan kawan – kawanmu. Bahkan pantas menjadi suri tauladan bagi para pemuda Indonesia. Insyaalloh lain kali kisahmu itu akan aku jadikan bahan untuk pemberi semangat para santri yang lain Romi. Santri – santri yang lagi lengah tujuannya dari rumah. Kalau saja aku seorang penulis, maka kisahmu ini akan aku tulis menjadi sebuah buku cerita yang sangat menarik dan indah.  Agar bisa dipakai cermin bagi pemuda – pemuda yang lagi lengah, dibuai mimpi – mimpi indah. Hanya sayang aku tidak pandai menuangkan buah pikiranku dalam bentuk tulisan.” Sambung Ustadz Zain.

“Jangan terlalu menyanjung ustadz ! Aku bukan siapa – siapa. Aku hanya seorang santri yang ingin memenuhi kawajibanku sebagai santri ustadz. Tapi mohon maaf ustadz, mungkin inilah malam terakhirku belajar disini. Insyaalloh lain kali aku akan belajar disuatu tempat yang lain. Ustadz, aku berharap, jangan sampai ceritaku ini disebar luaskan kepada santri – santri yang lain. Aku takut akan timbul fitnah dan hal – hal yang negative buat diriku. Sekali lagi ku mohon agar kisahku ini tidak disebar luaskan kepada santri – santri yang lain !”

“Kisah indahmu ini terlalu sayang untuk dibiarkan tersimpan dalam angan – angan saja. Karena kalau diceritakan kepada santri – santri yang lain, maka kisahmu ini akan sanggup membangunkan mereka dari tidur lelap mereka dalam kemalasan. Sanggup menggugah mereka dari lamunan. Sanggup membakar kembali semangat belajar mereka. Ketika kita tahu kemungkaran kita wajib untuk merubahnya. Kita tahu banyak santri yang malas belajar. Banyak santri yang lebih mengandalkan ritual do’a untuk mendapatkan ilmu, tanpa diimbangi dengan usaha lahir yang cukup. Maka menyadarkan mereka adalah suatu kwajiban. Kamu jangan hanya memikirkan hanya dirimu sendiri saja yang harus berhasil di pesantren ini. Merekapun harus berhasil pula. Ingat mereka adalah asset Islam Romi ! Kita harapkan mereka jadi orang – orang alim juga. Sehingga mereka sanggup pula ikut partisipasi menumbuh kembangkan Islam dimanapun mereka berada. Aku tidak menghendaki di pesantren ini hanya kamu yang pandai. Tetapi mereka juga harus pandai. Ingat Romi ! Keberhasilan sebuah pesantren adalah ketika alumninya menjadi sponsor dan contoh bagi masyarakatnya sebagai penggerak kearah kemajuan dan kebenaran dimanapun mereka berada. Ingat Romi ! Perjuangan itu membutuhkan kawan yang cukup. Akan lebih gampang dan enak kita berjuang kalau mempunyai kawan yang banyak. Kalau ada masalah, semacam tekanan dari pihak – pihak tertentu kita bisa atasi bersama – sama. Sehingga beban menjadi ringan. Kalau kita membutuhkan biaya, akan terasa ringan mengangkat biaya tersebut. Lagi pula kalau kita berjuang mempunyai kawan yang cukup banyak dan pandai, otomatis akan disegani oleh siapapun. Tapi kalau kita hanya sendiri maka kita bagaikan tidak mempunyai kekuatan apa – apa Romi. Bukankah begitu Romi?”

Romi tidak bisa menimpali argumen ustadznya. Ia hnya diam. Ia menjawab pertanyaan ustadznya dengan menganggukkan kepala. Karena ia sadar bahwa apa yang disampaikan ustadznya memang benar. Tidak sepantasnya ia ingin pintar sendiri. Tidak sepantasnya ia merasa paling hebat karena putranya seoarang kyai yang mempunyai santri ratusan. Bagaimanapun juga ia hanya seorang Romi. Ia merasa bukan siapa – siapa. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah seorang pemuda, yang kyai adalah abahnya. Ia hanya seorang santri, yang punya pesantren adalah abahnya. Maka ia merasa tidak pantas membanggakan abahnya. Ia akan belajar dan belajar terus sampai mendapatkan ilmu yang melebihi siapapun. Tanpa harus malu lagi ketika belajar dan ketahuan siapapun.

Tidak lama kemudian Ustadz Zain pamit untuk kembali ke pesantren. Karena beliau masih ada tugas yang harus segera diselesaikan. 

Romi menjabat tangan ustadznya itu dengan menciumnya beberapa saat. Lantas ia mengantarkan ustadznya itu sampai diujung gang masuk kearah pesantren. Setelah ustadznya tidak tampak lagi dari pandangan matanya ia kembali ke bangunan tua dimana ia biasa belajar setiap malam.


Angin malam tetap berhembus halus. Menerpa air laut. Sehingga ombak landai tetap berirama teraratur.  Nyanyian ombak itu tetap menyeruak kemana – mana. Menghibur siapa saja yang masih terjaga dan mengail dibibir laut. ***
_________________ :)  ^_^  12

Muamalah (Hubungan Kemasyarakatan)



1. Biarlah manusia saling memberi rezeki kepada yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi)

2. Apabila Allah menginginkan kemajuan dan kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah memberi mereka karunia kemudahan dalam jual-beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan kegagalan maka Allah membuka bagi mereka pintu pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani)

3. Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan saling benci dan jangan saling bermusuhan serta jangan saling menawar lebih tinggi atas penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya dengan tidak menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak membohonginya dan tidak merendahkannya. Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya yang muslim. Seorang muslim haram menumpahkan darah, merampas harta, dan menodai kehormatan muslim lainnya. (HR. Muslim)

4. Pedagang yang jujur amanatnya kelak di hari kiamat bersama-sama para nabi, shiddiqin dan para shuhada. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

5. Nabi Saw melarang menjual-beli uang muka (persekot). Artinya, memperjual belikan uang muka. (HR. Abu Dawud)

6. Apabila terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli maka keputusan ada di tangan penjual. Apakah pembeli menyetujuinya atau jual-beli batal. (HR. Abu Hanifah)

7. Barangsiapa menjual buah-buahan lalu buah-buahan itu rusak (busuk) maka dilarang menerima uang penjualannya. Mengapa dia mengambil dengan tidak sah uang saudaranya semuslim? (HR. Ibnu Majah)

8. Rasulullah Saw melarang orang menjual air. (Mutafaq'alaih)
Keterangan:
Yakni air yang bersumber dari sumber aslinya, seperti air hujan, mata air pegunungan, air sungai, air laut, air danau, dan lain-lain. Seandainya ada orang yang hendak mengambil air ke sumber-sumber air tersebut, maka siapapun tidak berhak untuk melarang atau pun menjual dan menentukan harga airnya. Siapapun tidak ada yang boleh menguasai dan memonopoli sumber-sumber air tersebut. Firman Allah, "Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu." (Surat 16. AN NAHL - Ayat 10). Namun, seandainya air tersebut sudah di proses, misalnya yang semula masih kurang hygenis, lalu diolah dan diproses menjadi air murni yang segar (seperti air dalam kemasan) yang layak untuk diminum, maka boleh untuk dijual, karena orang atau perusahaan yang telah memprosesnya tersebut telah mengeluarkan tenaga serta biaya juga. Wallaahu'alam.

9. Apabila seorang kehilangan atau kecurian barangnya kemudian ditemukan di tangan seseorang maka orang itu (yang kehilangan) lebih berhak memiliki kembali barangnya. Adapun orang yang membeli barang tersebut hendaknya menuntut pengembalian uangnya dari penjual barang tersebut. (HR. Ibnu Majah)

10. Tidak boleh menjual buah-buahan sampai terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)

11. Allah memberkahi penjualan yang mudah, pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah dan penagihan yang mudah. (HR. Ath-Thahawi)

12. Rasulullah Saw melarang penjualan karena terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak kebutuhan) dan melarang penjualan dengan pemalsuan (penipuan). (HR. Mashabih Assunnah)

13. Tidak sah perceraian, penjualan atau pembelian yang dilakukan orang gila. (HR. Abu Hanifah)

14. Allah Ta'ala berfirman (dalam hadits Qudsi) :"Aku yang ketiga (bersama) dua orang yang berserikat dalam usaha (dagang) selama yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada yang lainnya. Apabila berlaku curang maka Aku ke luar dari mereka." (Abu Dawud)

15. Orang yang mendatangkan barang dagangan (impor) untuk dijual selalu akan memperoleh rezeki dan orang yang menimbun barang akan dikutuk Allah. (HR. Ibnu Majah dan Aththusi)

16. Barangsiapa menimbun bahan pangan kebutuhan kaum muslimin maka Allah akan menimpanya dengan kebangkrutan dan penyakit lepra. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

17. Rasulullah Saw memutuskan untuk mendahulukan penyelesaian hutang sebelum melaksanakan wasiat. (HR. Al Hakim)
Keterangan:
Hadits ini merupakan petunjuk bagaimana tata urutan menunaikan harta warisan ketika seseorang meninggal dunia. Maka yang pertama adalah pembayaran hutang, lalu menunaikan wasiat, kemudian baru sisa harta warisan yang ada dibagikan kepada ahli waris.

18. Berhati-hatilah dalam berhutang. Sesungguhnya berhutang itu suatu kesedihan pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) di siang hari. (HR. Ibnu Babawih dan Al-Baihaqi)

19. Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah kezaliman. (HR. Bukhari)

20. Roh seorang mukmin masih terkatung-katung (sesudah wafatnya) sampai hutangnya di dunia dilunasi. (HR. Ahmad)

21. Barangsiapa mengambil harta orang-orang untuk disampaikannya (kepada yang berhak) maka Allah akan menyampaikannya dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud merusaknya maka Allah akan merusak orang itu. (HR. Bukhari)

22. Jangan menimbulkan ketakutan pada dirimu sendiri sesudah terasa olehmu keamanan (ketentraman). Para sahabat bertanya, "Apa yang menimbulkan ketakutan itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Hutang." (HR. Ahmad)

23. Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik dalam membayar hutangnya. (HR. Bukhari)

24. Seorang hamba muslim yang membayar hutang saudaranya maka Allah akan melepaskan ikatan penggadaiannya pada hari kiamat. (HR. Mashabih Assunnah)

25. Hutang adalah bendera Allah di muka bumi. Apabila Allah hendak menghinakan seorang hamba maka diikatkan ke lehernya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

26. Waspadalah dan hindarilah do'a orang yang dalam kesulitan untuk membayar kembali hutangnya. (HR. Ad-Dailami)

27. Berlakulah lunak dan saling mengasihi. Hendaklah kamu saling mengalah terhadap yang lain. Apabila orang yang punya hak mengetahui kebaikan yang akan diperolehnya disebabkan menunda tuntutannya atas haknya pasti orang yang punya tuntutan atas haknya akan lari menjauhi orang yang dituntutnya. (HR. Bukhari)

28. Apabila seorang menghutangi orang lain maka janganlah mengambil suatu kelebihan (komisi). (HR. Ahmad)

29. Barangsiapa mengangkat senjata terhadap kami tidaklah dia dari golongan kami dan barangsiapa menipu kami maka dia bukan dari golongan kami. (HR. Bukhari)

30. Unta yang digadaikan boleh ditunggangi karena dikeluarkan biaya pemeliharaannya dan susunya boleh diminum oleh orang yang menyimpan unta tersebut. (HR. Bukhari)

31. Seorang laki-laki yang menzinai wanita merdeka atau budak maka anaknya adalah anak zina. Dia tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh laki-laki tersebut. (HR. Tirmidzi)

32. Pembunuh tidak bisa menerima warisan dari orang yang dibunuhnya. (HR. Tirmidzi)

33. Seorang kafir tidak boleh mewarisi harta orang muslim dan orang muslim pun tidak boleh mewarisi harta orang kafir. (HR. Bukhari)

34. Apabila kamu menimbang hendaklah ditepati. (HR. Ibnu Majah)

35. Barangsiapa menanami lahan orang lain tanpa ijin dari pemiliknya maka baginya pengembalian biaya penanaman dan tidak mendapat bagian dari hasil tanaman. (HR. Ahmad)

36. Pemilik hak berhak pula berbicara agak keras (misalnya terhadap yang berhutang). (HR. Bukhari dan Muslim)

37. Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama) dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang rumput yang tidak bertuan), dan api. (HR. Abu Dawud)
_____________________