Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Februari 2012

CERBER. 1.4. KASIH TAK SAMPAI 1. Ilmu Laduni


Ustadz Zain heran, melihat tingkah santrinya yang satu ini. Kenapa harus keluar kamar kalau hanya sekedar mau menerangkan tentang cara belajarnya. Kenapa mesti memabawa tikar dan bantal. Namun ia hanya bisa mengikuti langkah – langkah santri yang di kaguminya itu dengan penuh tanda tanya.
Sampai di tempat yang agak sepi Romi menghentikan langkahnya. Ia menaruh tikar ditempat yang bersih dan kering. Lantas ia membuka tikarnya. Setelah tikar terbuka tampaklah beberapa kitab yang tadi dalam lipatan tikar tersebut.

“Mari Tuan Ustadz duduk disini saja! Biar aku terangkan disini.” Pinta Romi.

“Kita duduk disini ? Di tempat yang sepi ini ?”

“Betul ustadz. Silahkan duduk ! Segera akan aku terangkan cara belajar ku ustadz.”

“Aneh sekali kamu ini. Mengapa kitab – kitab ini kamu taruh dalam tikar? Mengapa tikar itu kamu taruh dibawah ? Itu tidak menghormati ilmu Romi. Bisa jadi ilmumu tidak bermanfaat Romi.”

“Maaf ustadz ! Sekarang ustadz sudah tahu sendiri kan, kalau aku banyak dosa. Menaruh kitab – kitab tidak pada tempatnya. Aku sudah dholim ustadz. Maka tentu tidak mungkin mendapatkan Ilmu Laduni seperti yang ustadz tuturkan. Tapi aku menaruh kitab – kitab itu dalam tikar hanya ingin mengelabui kawan – kawan sekamar. Agar mereka tidak tahu kalau aku keluar membawa tikar yang terdapat kitab didalamnya. Perbuatanku ini juga dosa ustadz. Karena telah mengelabui santri yang lain. Tetapi begitulah ustadz setiap hari selama dipesantren ini ustadz. Maafkan ustadz kalau aku telah banyak melakukan maksiyat.”

Beberapa saat Ustadz Zain tidak bicara lagi. Beliau duduk berhadapan dengan Romi. Beliau memandang kearah beberapa kitab yang ada dihamparan tikar itu. Ia heran. Mau menerangkan cara belajar saja diajak keluar. Ia heran santrinya yang satu ini menyimpan kitab – kitabnya didalam tikar. Yang ia ketahui selama ini santri – santri menyimpan kitab di rak kitab atau di lemari.

“Sudahlah tidak perlu berdebat lagi, silahkan segera terangkan bagaimana cara belajarmu !” Pinta Ustadz Zain.

“Baiklah ustadz. Setiap hari pulang dari sekolah aku selalu menaruh kitab – kitab ini didalam tikar. Setelah malam hari dan sunyi, kawan – kawan asyik bercanda aku pergi keluar kamar menuju suatu tempat yang sunyi dan sepi. Suatu tempat yang jarang dikunjungi oleh manusia dimalam hari. Aku keluar kamar selalu membawa tikar dan bantal seperti ini ustadz. Aku belajar di suatu tempat yang sunyi dan sepi itu sendirian ustadz. Setelah tengah malam aku berhenti belajar. Di saat orang – orang terlelap tidur dengan dibuai mimpi – mimpi indah, sementara itu aku terpesona dan menikmati berdialog dengan Alloh yang Maha Segala. Aku berdialog dengan – Nya dalam roka’at – roka’at sholat malam ustadz. Pertama aku memohon agar ilmuku bermanfaat, kemudian aku mendoakan kedua abah dan umiku. Selanjutnya aku memohonkan ampun untuk para ustadzku dan orang muslim semuanya. Dan aku tutup dengan mohon kepada Alloh agar aku diberi calon isteri yang sholihah lahir batin ustadz. Isteri yang bisa diajak berjuang bersama mengarungi bahtera keluarga ustadz.”

“Dan setiap selesai sholat wajib aku juga berdo’a demikian itu. Setelah selesai doa itu aku membuka memori ingatanku  tentang ilmu – ilmu yang telah aku pejari ustadz. Berkali – kalia apa yang telah aku ketahui itu aku ingat – ingat lagi setelah selesai sholat itu. Terutama bab – bab yang baru kami pelajari. Begitulah ustadz apa yang aku lakukan sehari – hari. Aku belajar dan belajar tiada henti.” Sambung Romi.

Mendengar uraian Romi itu Ustadz Zain tidak percaya begitu saja. Ia hanya percaya bahwa santrinya yang cerdas itu mempunyai Ilmu Laduni. Ia tetap beranggapan bahwa Romi pandai karena berkah doa abah dan uminya. Maka ia ingin mengkorek lebih jauh lagi.

“Bolehkan aku tahu dimana tempat yang biasa kamu jadikan untuk belajar ?”

“Mohon maaf ustadz ! Demi ketenangan belajarku setiap malam aku tidak siap untuk memberi tahukan tempat belajarku setiap malam itu.”
_____________________"6"
Insyaalloh bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar