“Tadi
kamu bercerita bahwa sejak SMA Tiara sudah menjadi rebutan kawan – kawannya.
Sekarangpun banyak pemuda yang datang kerumahnya. Mereka ingin mendapatkan
kasih sayang Tiara. Kita tahu bahwa pemuda yang berani datang kerumahnya tentu
pemuda yang sudah akrab benar dengannya. Pemuda yang berani datang kerumahnya
kemungkinan pemuda yang sudah ada hubungan kepentingan diluar kepentingan yang
wajar. Pemuda yang sudah akrab itu maaf ya,
kemungkinan besar hidung dan pipi mereka telah pernah berperang dengan hidung
dan pipi Tiara. Pernah saling serang – menyerang, saling tembak - menembak, dan
saling membombardir antara hidung dan pipi mereka. Padahal mereka bukan
suaminya, bukan juga ayahnya, atau mereka bukan mahromya kan? Itu tentu dosa
Hasan. He he he … Maaf ya ! Aku hanya canda tapi beneran lho. Jangan
tersinggung !” Jawab Romi sambil tersenyum.
Diam
– diam Hasan mengepalkan tangannya. Mengatupkan gigi gerahamnya. Ia geram. Ia
ingin segera menimpali untaian kalimat Romi yang memojokkan dirinya dan
merendahkan Tiara. Ia tidak terima Tiara
direndahkan. Karena ia sangat mencintai Tiara. Tetapi ia tidak punya alasan
yang cukup kuat untuk membantah Romi. Ia mengakui bahwa apa yang dikatakan Romi
itu memang benar. Dua anak manusia lain jenis yang saling menyukai dan menyendiri,
tanpa mahrom maka ketiganya adalah syetan. Maka apa saja bisa terjadi. Begitu
sabda Rosululloh saw.
“Aku
masih ingat petunjuk surat Al – Baqoroh ayat 221 yang artinya : Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang
musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” Sambung Romi.
“Sayang
sekali kecantikan wajah Tiara tidak dibungkus dengan pakaian yang islami. Aurotnya
dipamerkan untuk menarik para pemuda. Kalau
saja ia mau menghiasi wajahnya yang cantik dengan jilbab, dan membungkus badannya
yang ramping dengan pakaian islami maka sempurnalah kecantikannya. Bagaikan
bidadari dari syurga. Cantik, anggun dan mempesona. Maka ia sanggup menarik
suami dan anak – anaknya kesyurga. Kalau
Tiara seperti yang terakhir ini, mungkin juga aku tertarik untuk mendekatinya.
Bahkan mungkin aku akan berlomba dengan siapapun untuk mendapatkan cintanya.
Sehingga aku bisa berharap dia adalah bidadariku dalam rumah tanggaku. Dia bisa
menjadi tempatku mengadu dikala aku sedih. Dia menjadi penghibur dikala aku lelah.
Dia bisa menjadi hakim yang adil dikala aku bimbang. Dia bisa menjadi pendingin
ketika hatiku panas. Dia bisa menjadi pengendaliku ketika aku akan melaju
kejalur yang salah. Dia bisa menjadi
tempat menitipkan anak – anak dan diriku kapan saja dan dimana saja. Tapi kalau
hanya sekedar memamerkan kecantikannya dengan membuka aurotnya, aku tidak
sedikitpun tertarik kepadanya. Karena wanita semacam itu akan bisa juga
menyeretku dan calon anak – anakku kedalam jurang neraka. Bukankah kecantikan
lahir itu hanya sedalam kulit Hasan ? Kata guru bahsa Inggri “the beautiful is but
skin deep (kecantikan itu hanya sedalam kulit)” Ingatlah ayat 56 surat Al –
Ahzab yang artinya : Hai Nabi katakanlah kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:
"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka".
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” Imbuh
Romi.
Hasan
jadi salah tingkah mendengarkan terjemahan ayat itu. Ia hanya menghirup nafas
dalam – dalam sambil memainkan jemarinya.
“Ma’af
Romi ! Kita bicara yang lain saja, agar pikiran kita kembali fresh. Tidak enak
membicarakan Tiara terus. Dia kan tidak ada kaitan apa – apa dengan kita. Kita
bisa juga terjatuh kedalam dosa. Karena telah ghibah terhadapnya.” Sela
Hasan dengan suara terputus – putus.
Ketika
mereka berdua masih ngobrol dipinggir jalan itu tiba – tiba dari arah barat ada
motor Vario putih berhenti disebelah mereka. Pengendaranya berhelm teropong putih.
Kaca helmnya berwarna hitam. Beberapa saat kemudian pengendara turun dari motor
dan membuka helm teropongnya. Ternyata pengendara motor itu Si Cantik Tiara.
Mereka
berdua sedikit terkejut melihatnya. Hati Romi berdebar – debar tidak enak.
Karena baru saja ia telah membicarakan Tiara dari sisi negatifnya dihadapan
orang yang mencintainya. Ia menjadi tidak enak perasaan. Takut apa yang baru
saja disampaikan kepada Hasan diketahui oleh Tiara.
“Mana
tamunya Mas Hasan ?” Tanya Tiara.
“Ini.
Kenalkan namnya Romi !”
Tiara
tiba – tiba mendekat kearah Romi. Setelah berada dihadapan Romi, ia memandang
sepintas kearah wajah Romi. Kemudian mengulurkan tangnnya untuk memperkenalkan
dirinya kepada Romi tanpa rasa canggung sedikitpun.
“Kenalkan,
Tiara !” Tiara mengenalkan diri kepada Romi.
____________________
Insyalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar