Total Tayangan Halaman

Selasa, 28 Februari 2012

CERBER. 1.5. KASIH TAK SAMPAI 1. Ilmu Laduni


Mendengar uraian Romi itu Ustadz Zain tidak percaya begitu saja. Ia hanya percaya bahwa santrinya yang cerdas itu mempunyai Ilmu Laduni. Ia tetap beranggapan bahwa Romi pandai karena berkah doa abah dan uminya. Maka ia ingin mengkorek lebih jauh lagi.

“Bolehkan aku tahu dimana tempat yang biasa kamu jadikan untuk belajar ?”

“Mohon maaf ustadz ! Demi ketenangan belajarku setiap malam aku tidak siap untuk memberi tahukan tempat belajarku setiap malam itu.”

“Kalau begitu aku tidak percaya terhadap apa yang kamu sampaikan itu. Aku masih punya anggapan bahwa kamu pandai karena berkah doa abah dan ummimu.”    
  
Romi tidak menjawab sanggahan ustadz yang dihormatinya itu. Ia hanya menengok kelangit yang maha luas. Ia memandang berjuta – juta bintang dialngit. Ia seakan bertanya kepada bintang – bintang untuk menjawab sanggahan ustadznya itu. Tetapi bintang – bintang itu hanya berkedap – kedip saja. Mereka tidak memberikan apa – apa. Kecuali hanya memberikan berjuta kedip yang indah.

Namun dari melihat bintang – bintang itu ia bisa mengambil suatu isyarat, bahwa berjuta manusia tidak ada yang sama persis. Mesti ada saja perberbedaan antara yang satu dengan lainnya. Berpuluh ustadz dipesantren tidak ada yang sama. Masing – masing mereka mempunyai charisma sendiri. 

“Betul ustadz. Aku memang merasakan berkah doa dari abah dan ummiku. Tanpa ridlo mereka tentu aku tidak akan betah belajar disini. Tanpa do’a mereka aku tidak akan sanggup betah belajar setiap malam. Tanpa pertolongan Alloh aku juga tidak akan sanggup beribadah mencari ilmu. Ilmu Laduni yang aku dapatkan sebenarnya dari para asatidz. Salah seorang ustadz yang memberikan Ilmu Laduni itu adalah Ustadz Zain.”

“Hah… Apa ? Aku telah memberikan Ilmu Laduni kepadamu ?”

“Betul ustadz. Engkau telah memberikannya kepadaku. Demikian juga ustadz – ustadz yang lain telah pula memberikan ilmu itu kepadaku juga. Jadi Ilmu Laduni yang aku punyai berasal dari beberapa ustadz. ”

“Apa itu ?”

“Beberapa Ilmu Laduni itu diantaranya adalah :

1.      Ustadz Zain pernah memberikan beberapa Ilmu Laduni. Salah satunya adalah من جد وجد    (man jadda wajada) barang siapa yang sungguh – sungguh maka akan mendapatkannya. Itulah ustadz Ilmu Laduni yang aku dapatkan dari ustadz.
2.      Dari guru yang lain memberikan Ilmu Laduni berupa الاجر بقدرالتعب (al –ajru biqodrit ta’ab).  Fahala itu diukur dengan kecapeannya. Atau upah itu di berikan diukur dengan kelelahannya. Artinya barang siapa yeng bekerja akan mendapatkan upah sesuai dengan tenaga yang ia keluarkan. Siapa yang belajar tekun insyaalloh mesti mendapatkan ilmu. Siapa yang tidak mau belajar tentu tidak akan mendapat ilmu.
3.      Dan Ilmu Laduni yang aku peroleh dari Ustadz Roja’i guru bahsa Inggris adalah If you work in earnest, you will be succed”.  Jika anda bekerja dengan kesungguhan, tentu anda aka berhasil. Maka tidak akan mendapatkan ilmu kecuali hanya harus dengan belajar dan belajar dengan giat dan disertai dengan do’a. Karena yang punya ilmu itu Alloh.”
4.      Guru yang lain memberikan ilmu Laduni berupa where there is a will there is away. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Barang siapa yang ada kemauan untuk bisa disitu ada jalan untuk bisa itu, yaitu dengan belajar giat, dengan niat yang baik serta berdo’a insyaalloh akan mendapatkan ilmu.” Terang Romi.
5.      Ustadz yang lain lagi memberikan Ilmu Laduni kepadaku berupa “pemuda yang luar biasa, adalah pemuda yang mengerjakan hal – hal yang tidak biasa – biasa saja”. Barang siapa yang ingin menjadi luar biasa (hebat) tentu harus belajar lebih giat dibanding dengan yang lainnya. Kalau belajarnya sama dengan kawan – kawan yang lainnya maka hasilnya akan sama juga dengan kawan – kawannya itu. Tidak ada kelebihan sama sekali. Pemuda yang hebat tentu tidak demikian. Pemuda yang hebat diketika kawannya gurau ia akan merenung. Ketika kawannya tidur ia belajar. Dikala kawannya bermimpi ia sholat malam. Ketika kawannya pesta pora disiang hari ia puasa. Diketika libur kawannya pergi ketempat – tempat rekreasi ia pergi ketempat para alim dan ulama untuk mereguk ilmu dari mereka.

Bukankah begitu Ilmu Laduni ustadz ?”

“He he he. Tampaknya kamu pandai pula bersilat lidah. Pandai pula berdalih. Pandai pula menutupi kelebihanmu hal yang irrasional itu dengan hal – hal yang rasional. Tetapi aku tetap tidak percaya sebelum aku tahu sendiri dengan mata kepala sendiri dimana tempat belajarmu setiap malam.”
_____________________"7"
Insyaalloh bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar