Total Tayangan Halaman

Senin, 05 Maret 2012

CERBER. 1.22. KASIH TAK SAMPAI 3. Gadis Angker Sang Penodong

Satu sisi Tiara sangat menyayangi Romi. Ia kasihan melihat Romi  ketika dikeroyok rame – rame oleh puluhan orang terminal. Karena Romi tidak bersalah. Tiara merasa dirinyalah yang salah, bukan Romi. Ia ingin menolong sebisanya. Ia ingin menyelamatkannya. Disisi yang lain ia geram terhadap Romi. Karena perasaan hatinya ditolak oleh Romi. Maka ia membiarkan Romi dikeroyok oleh orang – orang yang ada diterminal.

Tiara pergi menuju pos polisi unit terminal itu pelan – pelan sambil membawa tas usang milik Romi. Ia ingin melihat kondisi orang yang disayanginya itu. Ia tetap berharap dari peristiwa itu Romi berubah pikiran. Berubah bisa menerima rasa sayang dirinya. Tiara berharap dalam hati Romi tumbuh rasa kebutuhan terhadap pembelaan sesorang. Dan seseorang itu adalah dirinya.

Tiara melihat semua kejadian yang baru saja menimpa Romi. Mulai dari di kejar – kejar, dipukul, ditendang, dibanting sampai terjatuh digenangan air hujan. Ia menyadari bahwa semua itu karena ulah dirinya. Yaitu ia telah memegang erat tas Romi dari belakang. Sehingga Romi terjatuh kegenangan air hujan ketika Romi berusaha lari menju bis jurusan Jakarta. Peristiwa ini menyebabkan Romi dianggap sebagai seorang pencopet oleh orang – orang yang ada diterminal. Kalau saja ia membiarkan Romi pergi begitu saja tentu Romi tidak akan celaka.

Sebenarnya ia merasa malu membawa tas yang sangat usang itu. Sebuah tas yang sangat tidak layak dibawa oleh wanita secantik Tiara. Tas yang terlalu jelek bagi Tiara. Kalau saja ia tidak sayang sama Romi, maka tas usang itu dibuang begitu saja oleh Tiara ditempat sampah.

Beberapa saat kemudian para pengejar Romi sampailah di pos polisi. Mereka minta kepada polisi agar Romi diserahkan kepada mereka. Atau Romi segera dihajar karena telah mencopet tas milik seorang wanita.

“Pencopet … pencopet… Hajar saja pak polisi ! Hajar saja biar mampus !” Teriak para pengejar.

“Sebentarrrr…. Jangan dihajar …!!!” Teriak Tiara dengan suara keras.

Para pengejar tersebut menoleh kearah Tiara. Terkejut. Mereka heran. Mengapa sikap Tiara dingin saja terhadap orang yang mencopet barangnya. Mengapa tidak ada rasa marah terhadap lelaki yang telah mencopet barangnya.
“Kenapa ? ” Tanya salah seorang yang mengejarnya.

Tiara hanya diam mendapat pertanyaan itu. Ia tidak menjawabnya. Ia malah memandang kearah Romi duduk. Ia memperhatikan wajah Romi yang lecet – lecet berdarah dan bengkak – bengkak. Ia juga melihat kondisi pakaian Romi yang memprihatinkan. Pakaian yang jelek, lusuh, koyak, dan basah. Ia melihat Romi tampak kedinginan. Wajah tampan Romi berganti jelek. seperti hantu. Karena dipenuhi oleh luka, bengkak dan benjolan. Maka hati Tiara semakin merasa kasihan.

Hati Tiara tersayat melihat kondisi Romi yang sangat memprihatinkan itu. Hati Tiara berdesir. Rasa kasihan itu menambah rasa simpatiknya terhadap Romi. Tidak lama kemudian keluarlah air mata dari balik kaca mata hitamnya. Air mata cinta. Pencopet Cinta itu, Tiara menangis. 

“Kenapa menangis non ?” Tanya para pengejar Romi kepada Tiara.

Tiara tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan kepalanya.

“Pak polisi, wanita itu mengis karena sedih. Tas yang tadi diambil pencopet itu rusak. Talinya putus. Ia tentu minta ganti.” Lapor seorang pengejarnya kepada pak polisi.

“Tenang ! Sebentar ! Biarlah kami yang menyelesaikan masalah ini.” Pinta seorang polisi kepada para pengejar Romi.

“Apa betul kamu pencopet ? Dan apa yang kamu copet ?”Tanya seorang polisi kepada Romi.

Romi menata duduknya. Ia mengambil nafas dalam – dalam sebelum menjawab pertanyaan polisi tersebut. Dengan suar yang mantab ia menjawab pertanyaan polisi itu.

“Aku bukan pencopet pak polisi. Hanya karena kesalah fahaman saja aku dikejar dan dihajar mereka.” Jawab Romi.

Mendengar jawaban Romi itu para pengejarnya geram. Mereka teriak.

“Kurang ajar. Pencopet mengaku bukan pencopet. Lepaskan pak polisi biar kami hajar.” Teriak para pengejar Romi.

“Tenang ! Tenang saja ! Akan kami selesaikan dengan baik. Jangan khawatir ! Insyaalloh pasti beres.” Terang seorang polisi kepada mereka.

Polisi itu lantas mendekati Tiara dan bertanya kepada Tiara.

“Apa betul tasmu rusak karena direbut pencopet itu ?” Tanya seorang polisi kepada Tiara.

“Tidak pak. Itu tidak betul.” Jawab Tiara pendek.

“Lanta apa yang terjadi ?”

“Akulah yang salah pak polisi.”

“Salah bagaimana ?”

Sebelum menjawab Tiara memandang kearah Romi yang duduk di pojok. Saat itu pandangan Tiara bertemu dengan pandangan Romi. Hati Tiara semakin berdesir.
“Tas ini miliknya. Ketika dia mau mengejar bis tas ini masih aku pegang. Jadi dia terjatuh. Saat terjatuh itu orang – orang yang ada disekitar kami salah paham. Mereka menganggap bahwa lelaki itu pencopet. Maka mereka mengejarnya. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa – apa.” Jawab Tiara.
__________________
Insyaalloh bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar