Wanita
cantik yang duduk disebelah kanan Romi itu mendengar bahwa Romi turun di Tambak
Boyo. Wanita itu sendiri turun di Sobontoro. Sobontoro sebuah desa sebelah
timur Kecamatan Tambak Boyo. Desa itu dipinggir jalan raya.
Wanita
itu bergumam “pemuda jelek, pakaiannya kotor, dan wajahnya penuh benjolan
dan lecet, baunya apek, jangan – jangan ia penjahat yang baru saja dihajar
orang.”
Bis
melaju tidak begitu kencang karena hujan belum reda. Bahkan masih lebat. Di
berbagai badan jalan tergenang air. Demikian juga mobil – mobil yang lainpun
berjalan pelan pula. Tetapi setelah sampai dijalan yang tidak tergenang air, bis tancap gas. Karena ingin mengejar waktu.
Ketika
bis berjalan cepat dan berpapasan dengan kendaraan dari arah yang berlawanan para
penumpang terayun kekiri dan kekanan. Demikian juga Romi yang lagi tidur pulas.
Kepalanya terlempar kekiri dan kekanan. Ketika terlempar kekanan membentur bahu
dan dada wanita yang duduk disebelah kanannya. Dan ketika terlempar kekiri
membentur dinding bis. Ketika telempar kekanan segera didorong dengan kuat
kekiri oleh wanita yang duduk disebelahnya. Sehingga kepala Romi itu membentur
dinding bis dengan kuat. Dan Romipun terbangun. Begitu sepanjang perjalan.
Wanita
itu merasa terganggu. Ia jengkel terhadap Romi. Sepanjang perjalanan dibikin
tidak enjoy oleh kepala Romi. Sudah puluhan kali kepala Romi membentur bahu dan
dadanya. Ia benar – benar jengkel. Ia ingin pindah tempat duduk. Tetapi tidak
mungkin karena penumpang bis sangat penuh. Tempat duduk penuh dan di lorong
bispun penuh pula dengan penumpang yang berdiri.
Walaupun
sudah berkali – kali kepalanya disodok keras dan membentur dinding bis samping
kirinya Romi terkesan tidak peduli. Karena memang ia sangat ngantuk.
Kesadarannya hilang. Rasa sakitnya teredam rasa kantuknya. Maka benturan –
benturan keras itu sama sekali tidak menyebabkan kesadaran Romi kembali.
Wanita
itu semakin jengkel dan tidak sabar lagi ketika Romi mengeluarkan air liur di
dadanya. Baju wanita itu terkena air liur Romi yang berbau busuk. Kali ini
wanita itu marah. Ia mendorong keras kepala Romi sehingga membentur dinding
sebelah kirinya sampai bersuara “brokkkk….”. Suara benturan itu
sampai terdengar penumpang yang ada disekitarnya. Mereka menoleh kearah mereka
berdua.
Karena
kerasnya benturan dan merasa sakit Romi
terbangun. Ia mengucek matanya dengan tangan kirinya. Ia memandang kepada
wanita yang telah mendorong kepalanya dengan keras itu.
“Hemmm
… Muak aku duduk disebelahmu. Tidak tahu diri. Kepala disandarkan dibahu orang
lain?” Bentak wanita muda dengan geram.
“Ada
apa mbak ?” Tanya Romi sambil mengelus kepalanya yang sakit.
“Pura
– pura tidak tahu. Kamu pura – pura ngantuk. Sehingga ada kesempatan untuk mneyandarkan
kepalamu dibahu dan dadaku. Sungguh pemuda yang menjijikkan. Pemuda tidak punya
ksopanan. Pemuda tidak punya kahlaq.” Hardik wanita itu.
“Maaf
mbak aku tidak sengaja. Aku sangat ngantuk. Semalaman aku tidak tidur.”
“Masa
bodoh. Entah kamu tidur semalaman atau tidak
aku tidak urus. Yang penting jangan manyusahkan orang lain dong.”
“Aku
menyusahkan orang lain ? Aku menyusahkanmu ?”
“Kamu
benar – benar menyusahkanku.”
“Menyusahkan
apa ?”
“Sejak
dari Surabaya tadi kepalamu selalu kamu sandarkan dibahu dan dadaku. Sehingga
aku tidak bebas bergerak, tidak bisa istirahat dan tidak bisa menikmati
perjalanan ini. Dan sekarang air liurmu yang bau busuk menetes di bajuku. Dan
bahkan merembes kedadaku. Ini tengok air liurmu yang berbau busuk itu. Aku
benar – benar muak melihatmu. Aku sangat jengkel terhadapmu. Kalau saja pantas
maka aku sudah memukul kepalamu. Kalau saja tidak hujan aku sudah turun dari
bis ini dan mencari bis lain. Walaupun aku sudah bayar sampai tujuan.”
__________________
Insyaalloh bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar