Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 Maret 2012

Cerber 51. Kasih Tak Sampai. 6. Kata Maaf Yang Indah


“Aku tidak bisa bicara lebih panjang lagi dengan mbak. Karena ternyata yang tidak mau berbicara adalah  mbak sendiri. Bukan aku. Sekian mohon maaf ya ? Wassalamu’alaikum.” Romi menutup pembicaraannya dengan hati yang sangat sedih.
Setelah menutup pembicaraan itu Romi segera memberikan HP itu kepada Syukur. Ia lantas pergi meninggalkan Syukur seorang diri. Ia bermaksud pergi menuju masjid untuk mengadukan masalahnya kepada Sang Maha Bijak. 
Tapi ketika Romi baru sepuluh langkah meninggalkannya, Syukur memanggilnya kembali.
“Sebentar Ustadz !” Teriak Syukur kepada Romi.
“Ya, ada apa lagi ?” Tanya balik Romi.
“Hemmm …. Maafkan aku dan bibiku ustadz ! Akulah yang salah. Bibiku marah kepada ustadz itu diesebabkan oleh ulahku tadi. Sekali lagi maafkan ustadz !” Pinta Syukur dengan suara memelas.
“Tentu. Aku memaafkan kalian. Tanpa kalian minta maafpun aku sudah memaafkannya. Karena perintah Al – Qur’an demikian. Tanpa dimintapun kita harus sudah memaafkan. Masih ingatkah kamu pelajaran tentang itu Syukur ?” Tanya Romi.
“Aku sudah lupa ustadz. Kalau boleh tolong sebutkan lagi secara lengkap ustadz !” Pinta Syukur.
“Boleh … boleh. Tapi jangan lupa lagi ya ! Yaitu Al – Qur’an surat Al – A’rof ayat 199. Coba dipelajari nanti kalu sudah ada kesempatan !”
“Tolong bacakan ayatnya dan terjemahnya sekalian ustadz !”
“Kamu belum hafal ya ? Ini dengarkan :  خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ .  Artinya : Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.
“Kalau saja semua orang mau melaksanakan ajaran ini maka tersebarlah kedamaian dunia ini. Tanpa diminta maaf sudah memafkan. Bukankah begitu Syukur ?” Sambung Romi.
Syukur tidak segera menjawab pertanyaan ustadznya itu. Ia diam sambil mengangan – angan. Ia juga mengoreksi para ustadznya. Karena ia sering menjumpai ustadznya menghukum santri – santri yang melanggar peraturan dengan hukuman yang bisa dibilang tidak ringan. Santri yang melanggar peraturan ada yang dihukun dengan hukuman berdiri satu jam sambil menghafalkan pelajaran. Ia berpikir bahwa hukuman semacam itu kan menyakitkan. Kenapa santri semacam itu tidak dimaafkan saja. Begitu pikir Syukur.
“Benar sekali ayat itu ustadz. Kalau diamalkan akan menjadi indah dunia ini. Teorinya memang gampang. Tapi pelaksanaanya tidak gampang ustadz.”
“Siapa yang bilang begitu ? Teorinya gampang tentu pelaksanaannya juga gampang. Orang yang hatinya baik tentu akan gampang pula merealisasikan ajaran itu. Karena ajaran itu sesuai dengan fitrah mansia.  Tapi bagi orang yang dirinya dikendalikan oleh hawa nafsu maka ajaran itu susah direalisasikan baginya. Sebagai orang muslim kita harus belajar untuk merealisasikan ajran itu. Dan orang yang pertama kali memberikan contoh merealisasikan ajaran ini adalah Rosululloh. Beliaulah orang yang menerima wahyu. Dan beliaulah orang yang pertama kali merealisasikan ajaran itu dalam kehidupannya sehari - hari. Dan nyatanya rosululloh saw adalah pemimpin terbaik dunia. Bahkan keberhasilan beliau diakui oleh lawannya karena ia bersifat pemaaf dan lemah lembut.  Sampai – sampai dalam buku yang berjudul Seratus Tokoh yang di tulis oleh orang barat Nabi Muhammad saw menduduki urutan yang pertama. Ini bukti bahwa sifat pemaaf itu membawa kepada keberhasilan.” Terang Romi.
“Boleh sedikit bertanya ustadz ?”
“Silahkan saja bertanya !”
“Tapi kenapa kalau ada santri yang melanggar peraturan dihukum cukup berat ?”
___________________
Insyaalloh bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar