“Karena
ustadz tidak mau diajak berbicara barang sebentar dengannya.” Jawab Syukur
dengan suara terputus – putus.
“Kalau
begitu biar akulah yang mendengarkan kemarahannya. Mana HPnya ?”
Syukur
memberikan HP itu kepada ustadznya.
“Assalamu’alaikum.
Bibi masih disana ?” Salam Romi kepada bibinya Syukur, Lia dengan suara halus.
“Siapa
ini ?” Tanya Lia dengan nada tinggi.
“Maaf
aku Romi ! Ini siapa, bibinya Syukur ya ?” Tanya Romi dengan suara halusnya.
“Romi
siapa ?” Suara Lia masih tinggi.
“Romi
pemuda yang pernah membuatmu jengkel didalam bis itu.”
“Oou
…. Ustadznya Syukur yang sombong itu ya ?”
“Betul.
Aku Romi, tapi bukan ustadznya Syukur. Aku hanya kawannya dipesantren. Ada apa
marah – marah sama Syukur ?”
“Aku
tidak marah – marah kepada Syukur. Aku marah kepadamu.”
“Kenapa
marah mbak ?”
“Kamu
sombong amat. Mau diajak berbicara sebentar saja tidak mau. Apakah kamu sudah
terlalu sibuk. Apakah waktumu harus dihargai dengan uang ? Dasar pemuda
sombong.”
“Maaf
mbak ! Aku sebenarnya ingin berbicara dengan mbak. Tapi aku merasa sangat malu.
Karena akhlaqmu sangat mulia. Ternyata mbak lebih baik dariku.”
“Hei
pemuda jelek ! Tengah malam semacam ini tidak pantas pemuda merayu wanita.”
Suara Lia bernada tinggi.
“Aku
tidak merayumu. Asal tahu saja bahwa mbak telah aku permalukan didalam bis saat
itu. Tapi mbak masih juga mau membawakan dompetku yang tertinggal di bis saat
itu. Tanpa kepedulian mbak tentu dompetku sudah hilang. Maka aku akan repot.
Saat ini aku sangat membutuhkan isi dompet itu, yaitu KTP. Dan karena itulah
aku berterima kasih dan minta maaf kepada mbak melalui lesan Syukur. Terima
kasih atas kebaikan mbak. Dan minta maaf karena aku telah menyakiti dan
merepotkan mbak sepanjang perjalanan.”
“Bukan
aku yang merawat dompetmu. Tapi orang lain. Dia adalah santri Pekalongan.”
“Aku
tidak bisa bicara lebih panjang lagi dengan mbak. Karena ternyata yang tidak
mau berbicara adalah mbak sendiri. Bukan
aku. Sekian mohon maaf ya ? Wassalamu’alaikum.” Romi menutup pembicaraannya
dengan hati yang sangat sedih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar