Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Hari kiamat, | الْحَاقَّةُ |
ARTIKEL ISLAMI, AL - QUR'AN DAN TERJEMAHNYA, AL - HADITS, KISAH NYATA, CERPEN, PUISI ISLAMI DLL. MUDAH DICERNA, INFORMATIF DAN MEMBERIKAN HIBURAN SEGAR.
Total Tayangan Halaman
Sabtu, 14 April 2012
Rabu, 04 April 2012
SURAT 71. NUH
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan): "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih". | إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ | 1 |
Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, | قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ |
Selasa, 03 April 2012
SURAT 72. AL JIN
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya: sekumpulan jin telah mendengarkan (Al Qur'an), lalu mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur'an yang menakjubkan, | قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا | 1 |
(yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami, | يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا |
SURAT 73. AL MUZZAMMIL
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Hai orang yang berselimut (Muhammad), | يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ | 1 |
bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), | قُمِ اللَّيْلَ إِلا قَلِيلا |
Minggu, 01 April 2012
SURAT 74. AL MUDDATSTSIR
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Hai orang yang berkemul (berselimut), | يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ | 1 |
bangunlah, lalu berilah peringatan! | قُمْ فَأَنْذِرْ | 2 |
dan Tuhanmu agungkanlah, | وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ |
SURAT 75. AL QIYAAMAH
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Aku bersumpah dengan hari kiamat, | لا أُقْسِمُ بِيَوْمِ الْقِيَامَةِ | 1 |
dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri). | وَلا أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ |
Jumat, 30 Maret 2012
Cerber 70. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
“Ya kan, menyesal. Tidak bisa sholat berjama’ah. Makanya lain kali
membawa peralatan sholat kalau bepergian. Oke kalau begitu. Tapi sebentar aku
ingin pamit dulu kepada mbak Siska.”
“Tidak usah pamit ! Tadi sudah aku pamitkan. Kelamaan nanti.” Cegah
Lia dengan nada yang mencurigakan.
Cerber 69. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
Siska mengambil kesimpulan itu dari tas jelek yang ditinggalkan
Romi dirumahnya. Tiga minggu yang lewat tas jelek Romi ditinggalkan di
rumahnya. Tas itu ditinggalkan dirumah Siska sebagai jaminan sepiring nasi
krengsengan yang dimakannya. Karena saat itu Romi tidak punya uang.
Cerber 68. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
Kalau Lia dan Siska memperebutkan Romi itu bukan tanpa alasan. Romi
adalah pemuda yang sangat lugu, dan polos. Penampilannya sederhana, tenang, dan
teguh pendirian. Ia rajin, jujur dan agamis. Sifatnya ramah dan tidak sombong. Ia
adalah pemuda yang cukup cerdas dan pintar. Disini lain Romi berwajah lumayan
tampan. Tapi ketampanannya tidak dihiasi dengan pakaian yang glamour. Walaupun
tampan Romi tidak suka bermain wanita. Romi bukan termasuk play boy. Apa yang
dikatakan oleh mulutnya begitu juga isi hatinya. Kelebihan – kelebihan itu yang menjadi alasan
mereka berdua tertarik kepada Romi.
Cerber 67. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
“Seharusnya akulah yang minta maaf. Karena gara – gara akulah kamu
tidak bisa membantu mamamu. Sehingga mamamu berkata kurang terkendali.” Jawab Lia.
“Biasa, mamaku memang begitu wataknya.”
Cerber 66. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
Tapi Syukur tidak menjawabnya juga. Ia justru memalingkan wajahnya.
Ia membuang pandangannya keluar warung. Sikap Syukur ini menunjukkan ketidak
setujuannya dengan perintah bibinya itu.
“He he he … Kamu berbohong kepadaku kan ? Biasa kalau orang sedang
tergila – gila kepada seseorang. apa saja dilakukan. Sekalipun harus berbohong.
Itu buktinya keponakanmu tidak mau mengakatakan apa yang kamu minta.”
Rabu, 21 Maret 2012
Cerber 65. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
“Ha ha ha …. Sifatmu belum berubah pula walaupun sudah mempunyai mas Robet. Kamu masih juga tergoda kalau ada pemuda tampan.”
“Kamupun juga demikian juga. Tentu kamu naksir juga kan ?”
Cerber 64. Kasih Tak Sampai.9. Cemburu
9. CEMBURU
Angin laut siang itu berhembus pelan. Menerpa dedauan. Menyebarkan
hawa sejuk ke seluruh tepian pantai. Sehingga sinar mentari yang cerah tak
terasa terlalu panas.
Sepeninggal Romi dan Rofiq dari Warung Nasi Krengsengan Hj. Aminah
masih menyisakan rasa sepi bagi Lia dan Siska. Walaupun sebenarnya siang itu
pengunjung warung itu cukup banyak.
SURAT 76. AL INSAAN
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? | هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا | 1 |
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. | إِنَّا خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا | 2 |
Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. | إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا |
Selasa, 20 Maret 2012
SURAT 77. AL MURSALAAT
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, | وَالْمُرْسَلاتِ عُرْفًا | 1 |
dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya, | فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفًا | 2 |
dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya, | وَالنَّاشِرَاتِ نَشْرًا | 3 |
dan (malaikat-malaikat) yang membedakan (antara yang hak dan yang batil) dengan sejelas-jelasnya, | فَالْفَارِقَاتِ فَرْقًا | 4 |
dan (malaikat-malaikat) yang menyampaikan wahyu, | فَالْمُلْقِيَاتِ ذِكْرًا |
Sabtu, 17 Maret 2012
Hakim dan Kehakiman
1. Hakim terdiri
dari tiga golongan. Dua golongan hakim masuk neraka dan segolongan hakim lagi
masuk surga. Yang masuk surga ialah yang mengetahui kebenaran hukum dan
mengadili dengan hukum tersebut. Bila seorang hakim mengetahui yang haq tapi
tidak mengadili dengan hukum tersebut, bahkan bertindak zalim dalam memutuskan
perkara, maka dia masuk neraka. Yang segolongan lagi hakim yang bodoh, yang
tidak mengetahui yang haq dan memutuskan perkara berdasarkan kebodohannya, maka
dia juga masuk neraka. (HR. Abu Dawud dan Ath-Thahawi)
2. Lidah seorang
hakim berada di antara dua bara api sehingga dia menuju surga atau neraka. (HR.
Abu Na'im dan Ad-Dailami)
SURAT 82. AL INFITHAAR
Terjemahan | Text Qur'an | Ayat |
---|---|---|
Apabila langit terbelah, | إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ | 1 |
dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, | وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ | 2 |
dan apabila lautan dijadikan meluap, | وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ |
Fitnah
1. Umatku ini dirahmati Allah dan tidak akan disiksa di akhirat, tetapi siksaan terhadap mereka di dunia berupa fitnah-fitnah, gempa bumi, peperangan dan musibah-musibah. (HR. Abu Dawud)
Bahaya Bersumpah
1. Jangan bersumpah
kecuali dengan nama Allah. Barangsiapa bersumpah dengan nama Allah, dia harus
jujur (benar). Barangsiapa disumpah dengan nama Allah ia harus rela (setuju).
Kalau tidak rela (tidak setuju) niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah. (HR.
Ibnu Majah dan Aththusi)
Cerber 63. Kasih Tak Sampai.8. KEBENCIAN TERTUKAR DENGAN SIMPATI
Muka Romi merah padam mendengarkan kalimat Syukur yang terakhir
itu. Ia memakai helmnya kembali. Setelah itu ia menstart motornya. Ia segera
memacu motornya kearah barat setelah menebarkan salam kepada mereka berdua. Ia
meninggalkan mereka berdua dimuka warung milik orang tua Siska itu.
Ketika Syukur dan Romi berdialog Lia memperhatikan wajah Romi. Lia
bisa dengan leluasa meraba seluruh bagian wajah Romi dengan pandangannya.
Karena matanya bersembunyi dibalik mika hitam helmnya.
Cerber 62. Kasih Tak Sampai.8. KEBENCIAN TERTUKAR DENGAN SIMPATI
Siska sudah tahu siapa dua pemuda yang datang itu sejak Romi
memarkir motornya. Sejak itu ia mengamat – amati dua pemuda berwajah tampan
itu. Kemudian ia mengambil tempat duduk didepan warung. Ia berusaha menampakkan
dirinya. Ia ingin disapa oleh dua orang pemuda tampan itu. Tapi ketika mereka
berdua masuk kewarung dan tidak menyapanya hatinya menjadi kecewa sekali.
Tetapi ketika mendengar Romi berseloroh “Tapi
jaminannya ini kawanku yang tampan ini” hatinya kembali senang. Bahkan
ia masih mengharapkan begitu keluar mereka mau menyapanya. Kalau mereka tidak
menyapanya, maka ia ingin menggoda mereka.
Cerber 61. Kasih Tak Sampai.8. KEBENCIAN TERTUKAR DENGAN SIMPATI
“Mana mungkin ada seorang ustadz mau melamar bibi kalau bibi
berpakaian norak semacam itu.”
“Ah mungkin saja. Sekarangpun bibi sudah dilamar seorang ustadz.”
Sahut Lia dengan bangga.
“Ustadz orang mana ? Dan siapa namanya ?”
“Hemmm …. Ustazd dari Desa belik Anget. Putra seorang kyai.
Namanya….” Lia menjawab pertanyaan Syukur tapi tidak sempurnya.
“Maksud bibi ustadz Romi ?”
“Betul. Dia adalah Mas Romi.”
“He he he …. Bibi … bibi. Mana mungkin dia mau dengan bibi yang
berpakaian seperti orang barat. Orang yang tidak tahu ajaran Islam.”
“Tapi buktinya dia mau sama bibi.”
“Mana buktinya ?”
“Buktinya ? Buktinya dia memberikan uang kepada bibi sejumlah empat
ratus ribu rupiah. Dengan uang itu aku akan membeli pakaian yang islami.
Pakaian yang sesuai dengan kehendak Mas Romi.”
“He he he … Bibi sudah gila. Gila sama si santri yang wajahnya
bengkak – bengkak.”Seloroh Syukur.
“Biarin. Aku memang lagi gila sama dia. Kalau gila sama ustadz,
orang ‘alim dan tampan itu tidak apa – apa. Itu berarti gila yang
menguntungkan. Bukan gila yang merugikan. Yak kan ? Ayo berangkat sekarang
juga, keburu siang !” Jawab Lia
Syukur tidak menimpali pembicaraan bibinya itu. Ia segera menstart
motornya. Setelah itu bibinya naik diboncengan. Segera Syukur memacu motornya
kearah utara. Arah jalan raya. ***
Saat itu dibelahan bumi yang lain sekitar jam sebelas siang Romi
dan Rofiq memarkir motor didepan warung krengsengan Hj. Aminah. Setelah itu
mereka masuk ke warung nasi krengsengan tersebut. Mereka berdua pulang dari
rumah sakit menjenguk kawannya yang sakit.
Seperti biasa setiap bepergian Romi selalu memanggul tas usangnya.
Tas usang untuk membawa peralatan ibadah. Sajadah, peci, kain sarung dan Al –
Qur’an kecil. Ketika masuk kewarung nasi krengsengan itu ia masih memanggul tas
jelek tersebut. Tas itu baru ia lepas dari punggungnya setelah ia duduk didalam
warung.
“Assalamu’alaikum. Nasi krengsengan dua porsi. Minumnya air putih
saja.” Pinta Romi kepada Hj. Aminah.
“Wa’alaikum salam. Ya sebentar nak ! Dari mana nak ?” Jawab Hj.
Aminah.
“Kami dari rumah sakit menjenguk kawan yang dirawat disanan.”
“Mau pulang kemana ?”
“Pulang ke Tambak Boyo. Ibu sudah lupa ya sama kami ? Tiga minggu
yang lewat kami juga makan disini. Aku malam itu makan disini dengan
menghutang. Karena dompetku jatuh didalam bis. Kemudian aku harus meninggalkan
tas jelekku ini disini sebagai jaminannya. Baru pagi harinya aku kesini lagi bersama
kawanku ini untuk membayar hutang itu. Sekarang kami kesini lagi. Kangen dengan
nasi krengsengannya. Kalau pagi ini kami makan menghutang lagi boleh apa tidak
ya ?” Jawab Romi dengan nada bersahabat.
Sebelum melayani Hj. Aminah mengamati seorang pembeli nasi
krengsengan yang memanggul tas jelek itu. Pertama mengamati tasnya yang jelek.
Mengamati wajahnya. Mengamati pakaiannya. Ketika mengamati wajahnya ia
terperanjat. Karena wajah saat itu terlalu jelek untuk dipandang. Sedangkan
wajah pemuda yang ada dihadapannya terbilang tampan. Walaupun tidak terlalu
tampan, tapi setiap wanita yang memandangnya tentu bergumam “hemmm …
tampan”. Begitu dalam benak Hj.
Aminah.
Tetapi setelah mengamati tas dan pakaiannya, ia baru percaya. Bahwa
pemuda yang dihadapannya adalah pemuda yang tiga minggu yang lewat pernah
mengutang nasi krengsengan.
“He he he … Kapan saja boleh menghutang makan diwarung ini. Pokok
ada jaminannya tas jelek.” Seloroh Hj. Aminah.
“Kalau kami makan dengan menghutang disini jaminannya bukan tas
jelek lagi bu. Tapi jaminannya ini kawanku, pemuda yang tampan dari Tambak
Boyo. He he he ….” Seloroh Romi juga.
“Begitupun boleh juga. Asalkan disini mau kerja.”
Siska sudah tahu siapa dua pemuda yang datang itu sejak Romi
memarkir motornya. Sejak itu ia mengamat – amati dua pemuda berwajah tampan
itu. Kemudian ia mengambil tempat duduk didepan warung. Ia berusaha menampakkan
dirinya. Ia ingin disapa oleh dua orang pemuda tampan itu. Tapi ketika mereka
berdua masuk kewarung dan tidak menyapanya hatinya menjadi kecewa sekali.
Tetapi ketika mendengar Romi berseloroh “Tapi
jaminannya ini kawanku yang tampan ini” hatinya kembali senang. Bahkan
ia masih mengharapkan begitu keluar mereka mau menyapanya. Kalau mereka tidak
menyapanya, maka ia ingin menggoda mereka.
Dua porsi nasi krengsengan sudah di hidangkan. Mereka berdua
menyantap dengan lahap setelah berdoa. Selesai makan ia segera membayar sambil
berkata.
Insyaalloh bersambung
Cerber 60. Kasih Tak Sampai.8. KEBENCIAN TERTUKAR DENGAN SIMPATI
Saat itu H. Sulaiman datang dari sawah. Ia masuk kedapur bermaksud
untuk mengambil bekal sarapan pagi buat orang – orang yang bekerja disawahnya.
Tapi ia tidak mendapati apa yang dimaksud. Ia basuh kaki dan masuk kerumah.
“Lia, mana ibumu ?” Panggil H. Sulaiman.
“Ya ayah. Ibu dikamar ayah. Ada apa ?” Jawab Lia.
“Bungkusan sarapan pagi untuk kiriman orang – orang bekerja disawah
ditaruh dimana ?”
“Mungkin belum dibuat ayah.”
“Mana ibumu ?” Tanya H. Sulaiaman terhadap Lia.
Hj. Mariam mendengar suara suaminya itu segera bangun. Ia segera
mengelap air mata yang ada dipipinya. Setelah itu ia pura – pura merapikan
kamar tidurnya.
“Ya ayah. Aku disini ayah. Sedang merapikan tempat tidur.” Sahut
Hj. Mariam dari dalam kamar tidur.
“Di taruh dimana nasi untuk orang – orang bekerja disawah bu ?”
Tanya H. Sulaiman terhadap isterinya.
“Astaghfirullohal ‘adhim. Maaf ayah ! Aku lupa tadi mau membungkus.
Habis aku tidak tahu berapa jumlah orang yang bekerja. Jadi aku menunggu ayah
datang dari sawah.” Hj. Mariam beralasan.
“Seperti kemarin, 20 orang.” Jawab H. Sulaiamn.
Lia tertawa mengetahui ibunya bersandiwara dengan ayahnya. Demikian
juga Syukur. Tetapi mereka berdua menahannya. Karena ia merasa hampir tidak
sanggup menahan tawanya, maka mereka berdua berjalan cepat menuju kedapur.
Sampai didapur Lia segera membersihkan dan menata daun – daun untuk membungkus
nasi kiriman. Sedang Syukur mengangkat nasi dan sayur.
Beberapasa saat kemudian Hj. Mariam sudah berada didapur. Ia segera
membungkus 20 bungkus nasi. Tidak sampai sepuluh menit selesailah pekerjaan
membungkus nasi itu.
“Aku akan ke Tuban dengan syukur bu ?” Lia segera pamit kepada
ibunya untuk segera menghindari situasi yang kurang kondusif itu.
“Lho…. Katanya besuk try out. Katanya mau belajar giat agar dapat
nilai bagus, kok malah mau pergi ke Tuban. Ada apa ?” Tanya ibunya.
“Mau minjam buku di tempat kawan sambil belanja pakaian bu.” Jawab
Lia.
“Belanja pakaian ? Uang dari mana ?” Tanya ibunya.
“Uang dari…. Mas Romi….” Jawab Lia dengan suara pelan dan mantap.
“Hah …. Uang dari Romi ?” Tanya Hj. Mariam kepada Lia.
“Betul bu … Uang darinya. He he he …” Jawab Lia sambil tersenyum.
Lia dan Syukur keluar dapur. Mereka berdua pergi ke halaman rumah.
Lia memasukkan motornya kegarasi. Sedang Syukur manstart motor Tigernya.
“Tunggu ! Aku ikut ke Tuban, tapi aku mau berganti pakaian dulu.” Pinta Lia kepada
kemenakannya.
“Jadi shopping ?” Tanya Syukur.
“Ya. Jadi. Sepulang belanja nanti mampir di rumah kawanku. Kita
istirahat disana sambil makan siang.”
“Mana rumah kawan bibi ?”
“Kita tidak mampir kerumahnya. Tapi mampir di warungnya, nasi
krengsengan.”
“Dimana itu warungnya ? Aku suka nasi krengsenngan bibi.”
“Warungnya di lokasi terminal Tuban.”
“Oke. Segara saja berganti pakaian bibi. Aku tidak sabar makan nasi
krengsengan.”
Lia masuk kerumah dengan cepat. Ia segera berganti pakaian
kesukaannya. Celana jean dan kaos lengan pendek. Tidak lupa ia melilitkan
sehelai kain sal dilehernya. Tidak lama kemudian ia keluar kamar.
“Bibi jangan memakai pakaian semacam itulah. Syukur malu kalau
berjumpa dengan kawan – kawan. Berpakaianlah yang islami.” Pinta Syukur kepada
Lia, bibinya.
“Bibi mau berpakaian menutup aurot kalau suami bibi seorang ustadz.
Biarlah bibi sekarang berpakaian semacam ini saja.” Jawab Lia.
“Mana mungkin ada seorang ustadz mau melamar bibi kalau bibi
berpakaian norak semacam itu.”
“Ah mungkin saja. Sekarangpun bibi sudah dilamar seorang ustadz.”
Sahut Lia dengan bangga.
“Ustadz orang mana ? Dan siapa namanya ?”
____________________
Insyaalloh bersa,bung
Langganan:
Postingan (Atom)